Love and hatred is the two side of the same coin.
Constantly rotating and changing each other.
When there is love, there is hatred.
When there is hatred, there is love.
Without love, there is no hatred.
Without hatred, there is no love.
without love, there is no hope,
without hope, all is vain...
Thursday, May 27, 2010
Tuesday, May 11, 2010
Mencari Pembenaran Diri
Tulisan ini dibuka dengan beberapa dialog.
Dialog 1 ~ Antara gw dengan 'A'
B : Cinta sejati adalah keinginan seseorang membahagiakan orang yang dicintainya apapun alasannya, sementara cinta birahi adalah keinginan memiliki seseorang apapun alasannya. Betul ga?
A : Betul...
B : Jadi kalo cinta loe adalah cinta sejati, harusnya loe senang kalo pacar loe misalnya nikah sama sahabat baik loe, khan dia telah menemukan pasangan yang lebih baik dan akan lebih bahagia...
A : (Segera menanyakan "kalo istri loe kawin sama orang lain, loe marah ga?", seolah mencari pembenaran atas perasaannya dan menyangkal hal yang sebelumnya disetujuinya)
**********
Dialog 2 ~ Antara 'B' dan 'P'
P : Saya telah berselingkuh... Apakah hal ini merupakan masalah?
B : Kalau bukan masalah, Anda tidak akan menelpon saya...
*********
Kesimpulan :
Manusia cenderung mencari pembenaran dari teman2, kerabat, keluarga, dan para ahli untuk mencari dukungan untuk membenarkan hal yang dianggapnya "benar", padahal hati kecilnya tahu dan setuju kalau itu salah. Seakan mencari bala bantuan untuk memerangi hati kecilnya sendiri...
Manusia lebih senang mengingkari hati kecilnya yang dengan polos menunjuk salah-benar secara blak-blakan supaya ia dibenarkan terus.
Manusia lebih senang menutupi boroknya sampai busuk ketimbang perih sebentar selama diobati.
Sesungguhnya Anda sudah tahu apa yang tepat dan tidak tepat di dasar hati Adna yang paling dalam, namun pengetahuan itu terhalang ole keinginan egois dan mau memang sendiri. Andai saja setiap orang berhenti mencari pembenaran dari luar dan bersedia duduk sebentar mendengarkan suara hatinya...
PS : Saya jadi ingat kata seorang teman yang mengatakan kalau orang pada umumnya tidak bisa duduk tenang walau sesaat, karena ketika ia diam, hatinya mulai menunjuk-nunjuk siapa dia sebenarnya...
Dialog 1 ~ Antara gw dengan 'A'
B : Cinta sejati adalah keinginan seseorang membahagiakan orang yang dicintainya apapun alasannya, sementara cinta birahi adalah keinginan memiliki seseorang apapun alasannya. Betul ga?
A : Betul...
B : Jadi kalo cinta loe adalah cinta sejati, harusnya loe senang kalo pacar loe misalnya nikah sama sahabat baik loe, khan dia telah menemukan pasangan yang lebih baik dan akan lebih bahagia...
A : (Segera menanyakan "kalo istri loe kawin sama orang lain, loe marah ga?", seolah mencari pembenaran atas perasaannya dan menyangkal hal yang sebelumnya disetujuinya)
**********
Dialog 2 ~ Antara 'B' dan 'P'
P : Saya telah berselingkuh... Apakah hal ini merupakan masalah?
B : Kalau bukan masalah, Anda tidak akan menelpon saya...
*********
Kesimpulan :
Manusia cenderung mencari pembenaran dari teman2, kerabat, keluarga, dan para ahli untuk mencari dukungan untuk membenarkan hal yang dianggapnya "benar", padahal hati kecilnya tahu dan setuju kalau itu salah. Seakan mencari bala bantuan untuk memerangi hati kecilnya sendiri...
Manusia lebih senang mengingkari hati kecilnya yang dengan polos menunjuk salah-benar secara blak-blakan supaya ia dibenarkan terus.
Manusia lebih senang menutupi boroknya sampai busuk ketimbang perih sebentar selama diobati.
Sesungguhnya Anda sudah tahu apa yang tepat dan tidak tepat di dasar hati Adna yang paling dalam, namun pengetahuan itu terhalang ole keinginan egois dan mau memang sendiri. Andai saja setiap orang berhenti mencari pembenaran dari luar dan bersedia duduk sebentar mendengarkan suara hatinya...
PS : Saya jadi ingat kata seorang teman yang mengatakan kalau orang pada umumnya tidak bisa duduk tenang walau sesaat, karena ketika ia diam, hatinya mulai menunjuk-nunjuk siapa dia sebenarnya...
Labels:
Diary,
Lesson of Live
Saturday, May 8, 2010
Zona Aman
Zona aman adalah tempat yang paling nyaman bagi manusia,
tempatnya berlindung dari kepahitan realita.
Segala sesuatu di zona ini adalah hasil pembelokan pikiran,
dan tersusun atas konsep yang tidak boleh dibantah,
bahkan sekalipun kenyataan berkata lain.
Isi dari zona aman :
Anak kecil boleh saja dibujuk permen dan dilindungi dari pahitnya kenyataan,
tapi mau sampai kapan kamu lari ketakutan dari wajah realita?
tempatnya berlindung dari kepahitan realita.
Segala sesuatu di zona ini adalah hasil pembelokan pikiran,
dan tersusun atas konsep yang tidak boleh dibantah,
bahkan sekalipun kenyataan berkata lain.
Isi dari zona aman :
- Kepercayaan yang tidak boleh dipertanyakan
- Keluarga yang selalu terlihat baik di matamu
- Kekasihku sempurna tanpa cacat
- Ortodoksi turun-temurun yang tidak boleh dibantah
Anak kecil boleh saja dibujuk permen dan dilindungi dari pahitnya kenyataan,
tapi mau sampai kapan kamu lari ketakutan dari wajah realita?
Labels:
Lesson of Live
Kebohongan dan Pembelokan Realita
Bagaimana kamu mau mengasihi Yang Tidak Kelihatan,
sementara yang jelas2 terlihat tidak kamu kasihi?
Bagaimana kamu mau percaya pada Yang Tidak Kelihatan,
sementara kebenaran objektif kamu sangkal mati2an?
Sedemikian takutnyakah manusia pada realita,
sehingga mereka menciptakan realita mereka sendiri?
sementara yang jelas2 terlihat tidak kamu kasihi?
Bagaimana kamu mau percaya pada Yang Tidak Kelihatan,
sementara kebenaran objektif kamu sangkal mati2an?
Sedemikian takutnyakah manusia pada realita,
sehingga mereka menciptakan realita mereka sendiri?
Labels:
Lesson of Live
Hati dan Kehidupan
Kehidupan tanpa hati = mayat hidup
Hati tanpa kehidupan = mati
Idealnya adalah punya hati punya kehidupan,
namun jika disuruh memilih antara hati atau kehidupan,
80% orang lebih memilih kehidupan,
sekalipun kehidupan mereka tidak hidup,
karena sedemikian takutnya mereka terhadap hal yang tidak mereka mengerti.
Patutkah mereka dipersalahkan karena memilih kehidupan tanpa hati?
Patutkah mereka dipersalahkan karena memilih hati tanpa kehidupan?
Hati tanpa kehidupan = mati
Idealnya adalah punya hati punya kehidupan,
namun jika disuruh memilih antara hati atau kehidupan,
80% orang lebih memilih kehidupan,
sekalipun kehidupan mereka tidak hidup,
karena sedemikian takutnya mereka terhadap hal yang tidak mereka mengerti.
Patutkah mereka dipersalahkan karena memilih kehidupan tanpa hati?
Patutkah mereka dipersalahkan karena memilih hati tanpa kehidupan?
Labels:
Lesson of Live
Thursday, May 6, 2010
Nuansa Realitas
Percakapan dengan "A" waktu mau makan2 di "The Buffet" Citra Land abis rapat evaluasi "6th NEO"
B : Loe udah baca blog gw lum?
A : Udah...
B : Terus gimana? Bagus ga?
A : Bagus kok... loe sudah membawa nuansa baru dalam dunia blogging dengan tulisan loe yang ga biasa...
B : yah... tapi entah kenapa dulu pas awal2 blogging, si E bilang ada sesuatu yang mengganjal di blog gw... ada semacam nuansa "dark" disitu... Kenapa yah? Any idea?
A : I think it;s not something dark... rather it's reality... we can find them in daily life...
B : Loe udah baca blog gw lum?
A : Udah...
B : Terus gimana? Bagus ga?
A : Bagus kok... loe sudah membawa nuansa baru dalam dunia blogging dengan tulisan loe yang ga biasa...
B : yah... tapi entah kenapa dulu pas awal2 blogging, si E bilang ada sesuatu yang mengganjal di blog gw... ada semacam nuansa "dark" disitu... Kenapa yah? Any idea?
A : I think it;s not something dark... rather it's reality... we can find them in daily life...
Kasih dan Perbuatan Baik
Setiap orang bisa berbuat kasih,
tapi tidak semua orang memiliki kasih.
Herannya, orang2 yang mengaku memiliki kasih,
kok malah tidak berbuat apa2?
Kenapa malah sibuk menghakimi orang lain?
Dan tergesa-gesa menuntut imbalan atau balasan?
Kasih itu seperti matahari,
memberi cahaya tanpa harap dibalas,
membawa pembaharuan setiap harinya,
menghangatkan hati yang dingin.
Kasih itu seperti bulan,
menuntun dalam kegelapan dan kekelaman,
bercahaya lembut seperti pelukan ibu,
menyejukkan dan tempat hati yang panas beristirahat.
Kasih itu seperti hawa,
tidak bisa dilihat,
sulit dideskripsikan dengan kata,
tapi keberadaannya terasa.
Jika ada yang bilang sejuk,
padahal jelas2 kita merasa panas,
bagaimana kita mempercayainya?
Lebih baik ikut tidur selama peribadatan,
daripada marah2 pada orang yang tidur selama peribadatan.
Dengan melepas, kita akan dilepas,
dengan mengikat, kita akan diikat.
Kasih itu membebaskan.
tapi tidak semua orang memiliki kasih.
Herannya, orang2 yang mengaku memiliki kasih,
kok malah tidak berbuat apa2?
Kenapa malah sibuk menghakimi orang lain?
Dan tergesa-gesa menuntut imbalan atau balasan?
Kasih itu seperti matahari,
memberi cahaya tanpa harap dibalas,
membawa pembaharuan setiap harinya,
menghangatkan hati yang dingin.
Kasih itu seperti bulan,
menuntun dalam kegelapan dan kekelaman,
bercahaya lembut seperti pelukan ibu,
menyejukkan dan tempat hati yang panas beristirahat.
Kasih itu seperti hawa,
tidak bisa dilihat,
sulit dideskripsikan dengan kata,
tapi keberadaannya terasa.
Jika ada yang bilang sejuk,
padahal jelas2 kita merasa panas,
bagaimana kita mempercayainya?
Lebih baik ikut tidur selama peribadatan,
daripada marah2 pada orang yang tidur selama peribadatan.
Dengan melepas, kita akan dilepas,
dengan mengikat, kita akan diikat.
Kasih itu membebaskan.
Labels:
Lesson of Live
Tuesday, May 4, 2010
2 Perspektif
E : Uh... rasanya pengen kayak dulu lagi, bisa melampiaskan penat ke junior2. Apalagi abis stress gini...
B : ..., Kalo loe nggak suka dijahatin, jangan jahatin orang lain, jangan sakitin orang lain... Biar gw share betapa nggak enaknya pengalaman gw. Tidur ga bisa dibawah jam 11, bangun gak bisa dibawah jam 5, tiap hari selama 1/2 tahun dimarahin... pokoknya nggak enak deh...
E : Wah, seru juga tuh kalo bisa gituin orang lain...
B : Karena gw nggak suka dijahatin, gw nggak mau ngejahatin orang lain...
Di lain waktu, gw ceritakan pengalaman ini ke C
B : Yah, begitulah percakapan gw sama E. Dan yang E belum tahu, waktu gw udah ga kuat, dan muntahin semua yang gw alamin ke nyokap, nyokap gw langsung nangis...
C : Wah, kalo kayak pemikiran si E, ini bisa nggak habis2 donk...
B : Makanya... Jadi lingkaran setan khan? Mending gw putusin ajha lingkaran ini. Dari cerita gw, Harusnya bisa ditarik kesimpulan, ketika loe menyakiti seseorang, loe tidak hanya bertanggung jawab pada orang itu saja. Minimal loe punya 3 lapis tanggung jawab. Sama orang itu pribadi, sama orang tuanya, dan sama Tuhan. Plus, ketika loe melakukan hal tersebut, berarti loe itu banci! kenapa loe ga bales orang yang sakitin loe langsung? Kenapa harus dilempar ke orang lain? Yang ga tahu apa2 pula?
B : ..., Kalo loe nggak suka dijahatin, jangan jahatin orang lain, jangan sakitin orang lain... Biar gw share betapa nggak enaknya pengalaman gw. Tidur ga bisa dibawah jam 11, bangun gak bisa dibawah jam 5, tiap hari selama 1/2 tahun dimarahin... pokoknya nggak enak deh...
E : Wah, seru juga tuh kalo bisa gituin orang lain...
B : Karena gw nggak suka dijahatin, gw nggak mau ngejahatin orang lain...
Di lain waktu, gw ceritakan pengalaman ini ke C
B : Yah, begitulah percakapan gw sama E. Dan yang E belum tahu, waktu gw udah ga kuat, dan muntahin semua yang gw alamin ke nyokap, nyokap gw langsung nangis...
C : Wah, kalo kayak pemikiran si E, ini bisa nggak habis2 donk...
B : Makanya... Jadi lingkaran setan khan? Mending gw putusin ajha lingkaran ini. Dari cerita gw, Harusnya bisa ditarik kesimpulan, ketika loe menyakiti seseorang, loe tidak hanya bertanggung jawab pada orang itu saja. Minimal loe punya 3 lapis tanggung jawab. Sama orang itu pribadi, sama orang tuanya, dan sama Tuhan. Plus, ketika loe melakukan hal tersebut, berarti loe itu banci! kenapa loe ga bales orang yang sakitin loe langsung? Kenapa harus dilempar ke orang lain? Yang ga tahu apa2 pula?
Labels:
Dialogue,
Diary,
Lesson of Live
Kebaikan dan Keburukan
Jika seseorang sudah menyatakan "suka",
pasti ia hanya membicarakan kebaikan2 dari yang ia sukai.
Jika seseorang sudah menyatakan "tidak suka",
pasti ia hanya membicarakan keburukan2 dari yang ia tidak sukai.
Apabila segala sesuatu sempurna, tentramlah dunia ini, namun tidak berseni.
Justru karena ada ketidak-sempurnaan, manusia bisa merasakan naik-turun dan mengalami perkembangan tidak terkira. Semua itu karena ada kebaikan dalam setiap keburukan, dan keburukan dalam setiap kebaikan.
Mengapa kita menutup sebelah mata?
Kadang yang terlihat hanya kebaikan saja,
kadang yang terlihat hanya keburukan saja.
Dengan apakah kita menutup mata?
Dengan keegoisan, sumber segala konflik dan bencana!
Bukalah matamu, berhenti menilai "baik" atau "buruk",
lihatlah sesuatu apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
terlepas dari "suka" atau "tidak suka"
pasti ia hanya membicarakan kebaikan2 dari yang ia sukai.
Jika seseorang sudah menyatakan "tidak suka",
pasti ia hanya membicarakan keburukan2 dari yang ia tidak sukai.
Apabila segala sesuatu sempurna, tentramlah dunia ini, namun tidak berseni.
Justru karena ada ketidak-sempurnaan, manusia bisa merasakan naik-turun dan mengalami perkembangan tidak terkira. Semua itu karena ada kebaikan dalam setiap keburukan, dan keburukan dalam setiap kebaikan.
Mengapa kita menutup sebelah mata?
Kadang yang terlihat hanya kebaikan saja,
kadang yang terlihat hanya keburukan saja.
Dengan apakah kita menutup mata?
Dengan keegoisan, sumber segala konflik dan bencana!
Bukalah matamu, berhenti menilai "baik" atau "buruk",
lihatlah sesuatu apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
terlepas dari "suka" atau "tidak suka"
Labels:
Lesson of Live
Cinta dan Nafsu
Cinta itu bagai ruang,
ia melingkupi, namun juga memberi keleluasaan.
Nafsu itu bagi kandang,
ia mengikat, mengekang, dan tidak membiarkan bebas.
Cinta berarti keinginan agar seseorang bahagia.
Nafsu berarti keinginan untuk memiliki apapun alasannya.
Cinta terbuka bagi semua makhluk.
Nafsu hanya bagi yang enak dipandang dan dirasakan saja.
Tidak ada perbedaan antara memiliki, mengekang, mengikat, dan merampas kebebasan, Tapi manusia hanya mencari kata2 indah untuk menutupi kenyataan.
Jika apa yang kamu rasakan tidak dapat dimengerti,
cinta kah? nafsu kah?
Tanyakan ini pada dirimu : Marahkah saya jika ia kawin lari dengan sahabat baikku?
Jika ya, kamu dipenuhi nafsu! Lebih baik ia mati menderita bersamaku daripada hidup bahagia bersama orang lain...
Jika tidak, itulah cinta sejati! Jika ia bahagia, sayapun bahagia...
ia melingkupi, namun juga memberi keleluasaan.
Nafsu itu bagi kandang,
ia mengikat, mengekang, dan tidak membiarkan bebas.
Cinta berarti keinginan agar seseorang bahagia.
Nafsu berarti keinginan untuk memiliki apapun alasannya.
Cinta terbuka bagi semua makhluk.
Nafsu hanya bagi yang enak dipandang dan dirasakan saja.
Tidak ada perbedaan antara memiliki, mengekang, mengikat, dan merampas kebebasan, Tapi manusia hanya mencari kata2 indah untuk menutupi kenyataan.
Jika apa yang kamu rasakan tidak dapat dimengerti,
cinta kah? nafsu kah?
Tanyakan ini pada dirimu : Marahkah saya jika ia kawin lari dengan sahabat baikku?
Jika ya, kamu dipenuhi nafsu! Lebih baik ia mati menderita bersamaku daripada hidup bahagia bersama orang lain...
Jika tidak, itulah cinta sejati! Jika ia bahagia, sayapun bahagia...
Labels:
Lesson of Live
Subscribe to:
Posts (Atom)