Pembicaraan antara gw dengan "M". (P : Penulis)
P : Gw sih nggak suka nawar sampe ber jam-jam yah untuk 1 barang di satu daerah... Kecuali emang gw butuh banget, dan nggak ada tempat lain yang jual deket2 situ...
M : Yah kasihan lah pedagangnya juga kalo loe nawar kelewatan... Kalo emang ga cocok langsung jalan aja... Cari tempat lain yg jual barang yang sama... Mana tau di tempat lain lebih cocok...
P : Dan kalo emang harga yang paling bagus di tempat sebelumnya kan bisa balik lagi...
M : Betul...
P : Tapi ada pendapat juga... Kalo pedagang nggak untung, dia nggak akan lepas barangnya...
M : Emang loe mau kerja gaji pas-pasan?
Showing posts with label Dialogue. Show all posts
Showing posts with label Dialogue. Show all posts
Monday, December 21, 2015
Tuesday, February 8, 2011
Ujian
Pembicaraan gw dengan seorang teman berinisial "EL".
EL : Akhirnya gw bebas juga... Sudah lulus kuliah dan nggak ada ujian lagi...
Gw : Tapi diluar sana ujian hidup masih menantimu...
EL : Akhirnya gw bebas juga... Sudah lulus kuliah dan nggak ada ujian lagi...
Gw : Tapi diluar sana ujian hidup masih menantimu...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Friday, November 5, 2010
Transform the Pain Into the Path
This is the dialogue between my friend (M) and me when my friend was not feeling well, because his leg was dislocated, and he couldn't walk fast.
M : Whenever I got any illness, I feel useless...
B : You know? There was a man who give this advice : "Whenever you feel pain, transform it into your path." And what is the logic behind it? If you understand that feeling pain is unpleasant, imagine other people who share the same pain as you did, so next time you can understand their suffering and generate compassion easily towards them...
M : That's right...
B : Because sometimes people tend to ignore others suffering before they experienced that suffering them self...
M : Whenever I got any illness, I feel useless...
B : You know? There was a man who give this advice : "Whenever you feel pain, transform it into your path." And what is the logic behind it? If you understand that feeling pain is unpleasant, imagine other people who share the same pain as you did, so next time you can understand their suffering and generate compassion easily towards them...
M : That's right...
B : Because sometimes people tend to ignore others suffering before they experienced that suffering them self...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Wednesday, September 29, 2010
Useless Thing
Dialogue between Toma and his friend (unfortunately I forgot that person's name... ^^). Excerpted from "QED" manga, with several modification and explanation...

***
Toma is a genius high school student whom able to jumped his grade to university. Several people envy him, so they try to make Toma feel as uncomfortable as possible by bullying him...
F : Why are you always ignoring them, as if nothing happened? As if they don’t even exist...
T : So, what should I do then?
F : I don’t know either... Maybe you can cry or else...
T : If I cry,would they stop bothering me?
F : Of course not...
T : So, it’s useless to cry if they won’t stop either...
***
Toma is a genius high school student whom able to jumped his grade to university. Several people envy him, so they try to make Toma feel as uncomfortable as possible by bullying him...
F : Why are you always ignoring them, as if nothing happened? As if they don’t even exist...
T : So, what should I do then?
F : I don’t know either... Maybe you can cry or else...
T : If I cry,would they stop bothering me?
F : Of course not...
T : So, it’s useless to cry if they won’t stop either...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Thursday, May 6, 2010
Nuansa Realitas
Percakapan dengan "A" waktu mau makan2 di "The Buffet" Citra Land abis rapat evaluasi "6th NEO"
B : Loe udah baca blog gw lum?
A : Udah...
B : Terus gimana? Bagus ga?
A : Bagus kok... loe sudah membawa nuansa baru dalam dunia blogging dengan tulisan loe yang ga biasa...
B : yah... tapi entah kenapa dulu pas awal2 blogging, si E bilang ada sesuatu yang mengganjal di blog gw... ada semacam nuansa "dark" disitu... Kenapa yah? Any idea?
A : I think it;s not something dark... rather it's reality... we can find them in daily life...
B : Loe udah baca blog gw lum?
A : Udah...
B : Terus gimana? Bagus ga?
A : Bagus kok... loe sudah membawa nuansa baru dalam dunia blogging dengan tulisan loe yang ga biasa...
B : yah... tapi entah kenapa dulu pas awal2 blogging, si E bilang ada sesuatu yang mengganjal di blog gw... ada semacam nuansa "dark" disitu... Kenapa yah? Any idea?
A : I think it;s not something dark... rather it's reality... we can find them in daily life...
Tuesday, May 4, 2010
2 Perspektif
E : Uh... rasanya pengen kayak dulu lagi, bisa melampiaskan penat ke junior2. Apalagi abis stress gini...
B : ..., Kalo loe nggak suka dijahatin, jangan jahatin orang lain, jangan sakitin orang lain... Biar gw share betapa nggak enaknya pengalaman gw. Tidur ga bisa dibawah jam 11, bangun gak bisa dibawah jam 5, tiap hari selama 1/2 tahun dimarahin... pokoknya nggak enak deh...
E : Wah, seru juga tuh kalo bisa gituin orang lain...
B : Karena gw nggak suka dijahatin, gw nggak mau ngejahatin orang lain...
Di lain waktu, gw ceritakan pengalaman ini ke C
B : Yah, begitulah percakapan gw sama E. Dan yang E belum tahu, waktu gw udah ga kuat, dan muntahin semua yang gw alamin ke nyokap, nyokap gw langsung nangis...
C : Wah, kalo kayak pemikiran si E, ini bisa nggak habis2 donk...
B : Makanya... Jadi lingkaran setan khan? Mending gw putusin ajha lingkaran ini. Dari cerita gw, Harusnya bisa ditarik kesimpulan, ketika loe menyakiti seseorang, loe tidak hanya bertanggung jawab pada orang itu saja. Minimal loe punya 3 lapis tanggung jawab. Sama orang itu pribadi, sama orang tuanya, dan sama Tuhan. Plus, ketika loe melakukan hal tersebut, berarti loe itu banci! kenapa loe ga bales orang yang sakitin loe langsung? Kenapa harus dilempar ke orang lain? Yang ga tahu apa2 pula?
B : ..., Kalo loe nggak suka dijahatin, jangan jahatin orang lain, jangan sakitin orang lain... Biar gw share betapa nggak enaknya pengalaman gw. Tidur ga bisa dibawah jam 11, bangun gak bisa dibawah jam 5, tiap hari selama 1/2 tahun dimarahin... pokoknya nggak enak deh...
E : Wah, seru juga tuh kalo bisa gituin orang lain...
B : Karena gw nggak suka dijahatin, gw nggak mau ngejahatin orang lain...
Di lain waktu, gw ceritakan pengalaman ini ke C
B : Yah, begitulah percakapan gw sama E. Dan yang E belum tahu, waktu gw udah ga kuat, dan muntahin semua yang gw alamin ke nyokap, nyokap gw langsung nangis...
C : Wah, kalo kayak pemikiran si E, ini bisa nggak habis2 donk...
B : Makanya... Jadi lingkaran setan khan? Mending gw putusin ajha lingkaran ini. Dari cerita gw, Harusnya bisa ditarik kesimpulan, ketika loe menyakiti seseorang, loe tidak hanya bertanggung jawab pada orang itu saja. Minimal loe punya 3 lapis tanggung jawab. Sama orang itu pribadi, sama orang tuanya, dan sama Tuhan. Plus, ketika loe melakukan hal tersebut, berarti loe itu banci! kenapa loe ga bales orang yang sakitin loe langsung? Kenapa harus dilempar ke orang lain? Yang ga tahu apa2 pula?
Labels:
Dialogue,
Diary,
Lesson of Live
Tuesday, March 23, 2010
Agama Bagaikan Obat
Pembicaraan dengan seorang teman berinisial "PS" saat sedang outing program bersama BNEC di Anyer...
B : Orang sakit flu mesti minum obat flu, orang batuk mesti minum obat batuk. Agama itu seperti obat, setiap orang yang punya "penyakit" berbeda mesti minum "obat" berbeda juga...
PS : Makanya ada macam2 agama yah, karena pola pikir dan kondisi setiap orang berbeda...
B : Yap! Biarpun ada beragam agama, tapi tujuannya satu, yaitu "kesembuhan". Mungkin pada awalnya terasa sangat berbeda, tapi semakin lama dan semkin kedalam, justru kita semakin banyak menemukan persamaannya...
PS : Bagaimana supaya kita tahu bahwa suatu agama cocok untuk seseorang?
B : Dengan melihat kondisi orang itu "before and after". pertama-tama, apakah setelah menganut suatu agama, orang itu mendapat ketenangan bathin atau malah penuh ketakutan dan kekacauan? Kemudian, apakah dia semakin penuh kasih atau semakin penuh kebencian? dan apakah dia semakin bijaksana atau semakin tidak dapat berpikir jernih?
B : Jika dia semakin tenang, mengasihi dan bijaksana, maka agama itu cocok buat dia. Tapi jika ia semakin kacau, penuh kebencian, dan tidak dapat berpikir jernih, maka agama itu tidak cocok buat dia.
B : Orang sakit flu mesti minum obat flu, orang batuk mesti minum obat batuk. Agama itu seperti obat, setiap orang yang punya "penyakit" berbeda mesti minum "obat" berbeda juga...
PS : Makanya ada macam2 agama yah, karena pola pikir dan kondisi setiap orang berbeda...
B : Yap! Biarpun ada beragam agama, tapi tujuannya satu, yaitu "kesembuhan". Mungkin pada awalnya terasa sangat berbeda, tapi semakin lama dan semkin kedalam, justru kita semakin banyak menemukan persamaannya...
PS : Bagaimana supaya kita tahu bahwa suatu agama cocok untuk seseorang?
B : Dengan melihat kondisi orang itu "before and after". pertama-tama, apakah setelah menganut suatu agama, orang itu mendapat ketenangan bathin atau malah penuh ketakutan dan kekacauan? Kemudian, apakah dia semakin penuh kasih atau semakin penuh kebencian? dan apakah dia semakin bijaksana atau semakin tidak dapat berpikir jernih?
B : Jika dia semakin tenang, mengasihi dan bijaksana, maka agama itu cocok buat dia. Tapi jika ia semakin kacau, penuh kebencian, dan tidak dapat berpikir jernih, maka agama itu tidak cocok buat dia.
Labels:
Dialogue,
Diary,
Lesson of Live
Tuesday, March 9, 2010
Nanti Baru Bahagia... Ngga Mungkin Sekarang!
Percakapan dengan seseorang berinisial "S"
S : Kamu kalau senyum jadi lain de... Auranya jadi beda...
B : Aku juga kalo diluar lebih banyak senyum kok... Makanya kalo mau aku sering senyum, bikin aku punya mindset, kalo ketemu S itu menyenangkan... Kemaren aja aku baru dateng udah dicari-cari kesalahannya...
S : Nanti de, kalo aku tenang baru jadi baik...
B : Mau denger cerita?
***
Ada orang yang semasa remajanya cuma kenal belajar dan kerja keras. Ia tidak pernah mau 'membuang-buang' waktunya bersama teman2nya. Suatu kali ia ditanya : "Kapan kamu mau bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah bekerja dan dapat gaji besar, baru aku mau bersenang-senang..."
Ketika orang itu sudah dewasa, bekerja, dan punya gaji yang terhitung besar, ia masih saja bekerja tanpa henti. Tidak ada waktu yang boleh terbuang bersama teman2 dan keluarganya. Ia kembali ditanya, "Kapan kamu punya waktu luang untuk bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah punya rumah, mobil mewah, dan perusahaan sendiri, aku baru mau meluangkan waktuku..."
Kembali, orang itu kemudian memiliki rumah, mobil mewah, dan perusahaan pribadi. Tapi lagi2 ia masih belum memiliki waktu luang. "Kapan kamu mau bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah pensiun, baru aku mau bersenang-senang..."
Ketika orang itu sudah pensiun, ternyata ia tetap memiliki kesibukan barunya... Ia banyak menghabiskan waktunya di tempat ibadah, dan aktif dalam kepengurusan organisasinya. Untuk kesekian kalinya, ia kembali ditanya, "Kapan kamu mau bahagia?" "Nanti, kalau saya sudah mati, saya akan bahagia di surga..."
***
S : Jadi, orang itu ngga pernah bahagia selama hidupnya?
B : Orang mau berbuat apapun, ngga perlu tunggu nanti2... Kalau begitu, ngga akan ada habisnya. Kalau mau berbuat sesuatu, lakukan sekarang. Mau baik jangan tunggu tenang, mau bahagia juga bsia kapan aja...
S : Tapi terlalu banyak tekanan dalam hidup...
====================
Di lain waktu, kembali terjadi pembicaraan dengan "s"
S : Insomnianya kumat lagi nih...
B : Tau sakit, dikasih obatnya tapi nggak mau menjalankan...
S : Maksudnya apa, ngomong ngga ada juntrungan!!! Meditasi? Hipnoterapi? Loe kalo udah suka sama pengobatan jadi fanatik... Nanti, kalau pikiran gw udah tenang! Baru mau jalanin! Gituan kan musti diresapin!!!
====================
Hidup tidak pernah lepas dari tekanan. Satu2nya tempat dimana tidak ada beban adalah kuburan! Selama hidup, orang terus membawa tekanan dari hari ke hari.
Orang kaya punya tekanannya sendiri,
orang miskin punya tekanannya sendiri,
Pekerja punya bebannya sendiri,
pengguran punya bebannya sendiri,
Beban tidak pernah bisa dilepas selama hidup! Ia hanya berubah bentuk dari satu ke lainnya, tapi tidak dengan beratnya. Adakah tekanan yang dihadapi orang kaya lebih kecil dari orang miskin? Adakah tekanan yang dihadapi pekerja lebih kecil dari pengangguran? Mungkin ada yang merasa demikian, tapi pada akhirnya, permasalahan yang dihadapi oleh orang dari golongan manapun sama beratnya. Hanya kita saja yang sulit mengerti realita ini karena kita tidak mengalaminya sendiri. Buktinya menurut survey, obat yang paling laku saat ini adalah obat tidur! Inilah realita yang dihadapi oleh mereka yang tidak bisa melepas beban walau sesaat!
Dengan mengetahui bahwa tidak mungkin menghilangkan beban hidup, jadilah orang yang bahagia sekarang juga! Apakah mungkin matahari bersinar saat hujan? Mungkinkah seseorang tersenyum bahagia saat membawa-bawa beban? Tidak mudah, tapi tidak mustahil!
Bukan berapa besar masalah itu ada, tetapi berapa lama kita telah menanggungnya... Lepaskanlah masalah itu sejenak... agar kita kuat menopangnya kembali... Sejenak saja...
Semoga pengalaman nyata yang saya bagi ini boleh membawa manfaat seluas-luasnya.
S : Kamu kalau senyum jadi lain de... Auranya jadi beda...
B : Aku juga kalo diluar lebih banyak senyum kok... Makanya kalo mau aku sering senyum, bikin aku punya mindset, kalo ketemu S itu menyenangkan... Kemaren aja aku baru dateng udah dicari-cari kesalahannya...
S : Nanti de, kalo aku tenang baru jadi baik...
B : Mau denger cerita?
***
Ada orang yang semasa remajanya cuma kenal belajar dan kerja keras. Ia tidak pernah mau 'membuang-buang' waktunya bersama teman2nya. Suatu kali ia ditanya : "Kapan kamu mau bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah bekerja dan dapat gaji besar, baru aku mau bersenang-senang..."
Ketika orang itu sudah dewasa, bekerja, dan punya gaji yang terhitung besar, ia masih saja bekerja tanpa henti. Tidak ada waktu yang boleh terbuang bersama teman2 dan keluarganya. Ia kembali ditanya, "Kapan kamu punya waktu luang untuk bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah punya rumah, mobil mewah, dan perusahaan sendiri, aku baru mau meluangkan waktuku..."
Kembali, orang itu kemudian memiliki rumah, mobil mewah, dan perusahaan pribadi. Tapi lagi2 ia masih belum memiliki waktu luang. "Kapan kamu mau bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah pensiun, baru aku mau bersenang-senang..."
Ketika orang itu sudah pensiun, ternyata ia tetap memiliki kesibukan barunya... Ia banyak menghabiskan waktunya di tempat ibadah, dan aktif dalam kepengurusan organisasinya. Untuk kesekian kalinya, ia kembali ditanya, "Kapan kamu mau bahagia?" "Nanti, kalau saya sudah mati, saya akan bahagia di surga..."
***
S : Jadi, orang itu ngga pernah bahagia selama hidupnya?
B : Orang mau berbuat apapun, ngga perlu tunggu nanti2... Kalau begitu, ngga akan ada habisnya. Kalau mau berbuat sesuatu, lakukan sekarang. Mau baik jangan tunggu tenang, mau bahagia juga bsia kapan aja...
S : Tapi terlalu banyak tekanan dalam hidup...
====================
Di lain waktu, kembali terjadi pembicaraan dengan "s"
S : Insomnianya kumat lagi nih...
B : Tau sakit, dikasih obatnya tapi nggak mau menjalankan...
S : Maksudnya apa, ngomong ngga ada juntrungan!!! Meditasi? Hipnoterapi? Loe kalo udah suka sama pengobatan jadi fanatik... Nanti, kalau pikiran gw udah tenang! Baru mau jalanin! Gituan kan musti diresapin!!!
====================
Hidup tidak pernah lepas dari tekanan. Satu2nya tempat dimana tidak ada beban adalah kuburan! Selama hidup, orang terus membawa tekanan dari hari ke hari.
Orang kaya punya tekanannya sendiri,
orang miskin punya tekanannya sendiri,
Pekerja punya bebannya sendiri,
pengguran punya bebannya sendiri,
Beban tidak pernah bisa dilepas selama hidup! Ia hanya berubah bentuk dari satu ke lainnya, tapi tidak dengan beratnya. Adakah tekanan yang dihadapi orang kaya lebih kecil dari orang miskin? Adakah tekanan yang dihadapi pekerja lebih kecil dari pengangguran? Mungkin ada yang merasa demikian, tapi pada akhirnya, permasalahan yang dihadapi oleh orang dari golongan manapun sama beratnya. Hanya kita saja yang sulit mengerti realita ini karena kita tidak mengalaminya sendiri. Buktinya menurut survey, obat yang paling laku saat ini adalah obat tidur! Inilah realita yang dihadapi oleh mereka yang tidak bisa melepas beban walau sesaat!
Dengan mengetahui bahwa tidak mungkin menghilangkan beban hidup, jadilah orang yang bahagia sekarang juga! Apakah mungkin matahari bersinar saat hujan? Mungkinkah seseorang tersenyum bahagia saat membawa-bawa beban? Tidak mudah, tapi tidak mustahil!
Bukan berapa besar masalah itu ada, tetapi berapa lama kita telah menanggungnya... Lepaskanlah masalah itu sejenak... agar kita kuat menopangnya kembali... Sejenak saja...
Semoga pengalaman nyata yang saya bagi ini boleh membawa manfaat seluas-luasnya.
Labels:
Article,
Dialogue,
Diary,
Lesson of Live,
Story
Monday, March 1, 2010
Cara Menjaga Hubungan Baik Dengan Siapapun
Dialog pembuka artikel ini, yang terjadi antara teman berinisial "C" dgn gw.
C : Kok loe bisa tenang yah menghadapi kelakuan dia? kok kalo gw rada2 ngga bisa nahan emosi loh ngeliatnya? tadi aja hampir2 gw bentak dia... Gimana yah biar gw ngga emosian? soalnya nyokap gw aja udah bilang,
B : Gini2, denger yah kata2 gw... Untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan siapapun, dan cara agar loe bisa menahan emosi secara alamiah, ingatlah pada 3 hal ini; suppression, tolerance, dan professionalism.
C : Maksud dari ketiga hal itu?
***
Yap, artikel ini akan berbicara tentang ke-3 hal yang gw sebutkan sebelumnya. Artikel ini gw tulis berdasarkan pembicaraan gw dgn "C", dan karena gw anggap pembicaraan ini baik untuk dibaca oleh banyak orang, maka gw tuliskan dalam blog ini.
Langsung saja yah...
Pertama, suppression. Suppression berarti menekan. Apa pula yang harus ditekan? Yaitu ungkapan emosi kita. Ini hal dasar yang sangat penting dalam berhubungan dengan siapapun. Anda tidak mungkin kan begitu bertemu orang lantas mulai mengomentari cara berpakaiannya yang buruk dan caranya berdandan? Atau jika ada yang melakukan sedikit kesalahan, lantas Anda langsung saja memakinya atau menjotosnya di depan umum? Anda tidak bisa serta-merta mengungkapkan segala kekesalan Anda pada semua orang. Orang yang tidak bisa menahan diri untuk segera memarahi orang lain dalam bentuk apapun, saya berani jamin, orang itu pasti tidak dapat memiliki teman dekat, atau mungkin orang itu mengalami kerusakan bagian otak yang memang mengatur suppression ini (contohnya pada kasus pengguna narkoba). Anda harus bisa menahannya, sekalipun dengan hati yang panas. Kalau begitu, apakah tidak "berbahaya"? Tentu hal ini berbahaya jika tidak dilanjutkan dengan langkah kedua nanti...
Kedua, tolerance. Toleransi disini bukannya Anda harus bisa mengerti dan memaklumi setiap kesalahan yang orang lain lakukan tanpa pernah menegurnya. Toleransi disini berarti Anda mencoba menempatkan diri Anda pada posisinya, sambil mempertimbangkan 'kapasitas' orang tersebut. Ada orang yang memiliki kapasitas besar dalam banyak hal, misalnya saja berpikir dan mengambil keputusan, ada yang tidak. Coba Anda bayakngkan jika Anda berada di posisi orang yang bersangkutan. Jika itu Anda, tindakan apa yang dapat Anda lakukan? Sekiranya Anda di posisinya dan tidak dapat melakukan sesuatu apapun, Anda tidak berhak memarahinya, karena Anda juga tidak lebih baik darinya. Jika Anda merasa seharusnya ia dapat melakukan sesuatu namun kenyataannya tidak ia lakukan, pertimbangkanlah kapasitas berpikir dan pengambilan keputusannya. Bisa saja hal yang menurut Anda mudah tidak terlintas sedikitpun di kepalanya. Janganlah berpikir, "Kok begitu saja tidak kepikiran sih???" Karena sekali lagi, kapasitas orang berbeda-beda. Jika demikian kasusnya, nasihatilah ia baik2 dengan rasa kekeluargaan, saat situasi hati Anda sudah membaik. Jika hati masih panas, lebih baik menunda dahulu. Jika seseorang dinasihati dengan baik2, nasihat Anda akan mudah masuk ke kepalanya dan diterima di hatinya, dan lama2, nasihat Anda akan berpengaruh memperluas kapasitas orang tersebut. Tapi, jika kasusnya orang tersebut sudah sering mengulangi kesalahan dan tidak mengerti dengan nasihat baik2, sudah seharusnya Anda menegurnya agak keras. Ingatlah satu hal, tidak ada seorangpun yang tidak ingin kesalahannya ditutupi. Selama kesalahan seseorang ada di dalam batas toleransi, dapat ditutupi, apalagi jika orang itu tahu berterima kasih, dan bisa beajar dari kesalahannya, lakukanlah. Sebab suatu saat nanti, jika giliran Anda melakukan kesalahan, mungkin sekali teman2 Anda yang akan maju membela Anda pertama kali. Tapi jika Anda enggan menutupi kesalahan2 kecil, maka ketika Anda melakukan kesalahan, pikirkan berapa banyak telunjuk yang akan menghakimi Anda. Sekali lagi, lakukan jika orang itu tahu berterima kasih dengan belajar dari kesalahannya, dan kesalahannya memang dapat ditutupi. Jika tidak, biarkan mereka menanggung akibat perbuatan mereka sendiri. Terkadang tamparan bisa jadi bentuk kasih sayang. Hanya pengalaman yang bisa mengajarkan Anda kapan menggunakan belaian atau tamparan.
Yang ketiga, profesionalism. Dunia ini panggung sandiwara, Anda memainkan banyak peran dan pekerjaan Anda bukan hanya di kantor saja. Ketika Anda dikantor, Anda bekerja sebagai karyawan, ketika di rumah dengan istri, Anda bekerja sebagai suami, ketika bersama anak, Anda bekerja sebagai ayah. Jangan Anda pikir pekerjaan sebagai keluarga dan teman tidak seserius pekerjaan di kantor! Bayangkan Anda menjalankan 2 proyek sekaligus. Mungkinkah Anda membawa masalah dari proyek yang satu ke proyek lainnya tanpa membuat salah satu atau kedua proyek itu hancur? Jadi, masalah di kantor jangan dibawa ke rumah, masalah dengan satu teman jangan dibawa ke teman lainnya (kecuali sekedar curhat), masalah rumah juga jangan dibawa ke kantor. Pisahkan hal yang satu dengan hal lainnya yang tidak menunjang, lakoni setiap peran Anda dengan profesionalitas penuh, dan ketahuilah kapan, dimana, dan bagaimana Anda harus bertindak. Umumnya peran seseorang terbagi dalam 4 bagian besar, yaitu sebagai pekerja, sebagai teman, sebagai keluarga, dan sebagai Anda secara pribadi. Rasanya tidak terlalu sulit menjalankan ke-4 proyek ini selama Anda enjoy2 saja.
Demikian 3 hal yang harus dijaga untuk mempertahankan hubungan yang baik. Semoga bermanfaat.
C : Kok loe bisa tenang yah menghadapi kelakuan dia? kok kalo gw rada2 ngga bisa nahan emosi loh ngeliatnya? tadi aja hampir2 gw bentak dia... Gimana yah biar gw ngga emosian? soalnya nyokap gw aja udah bilang,
B : Gini2, denger yah kata2 gw... Untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan siapapun, dan cara agar loe bisa menahan emosi secara alamiah, ingatlah pada 3 hal ini; suppression, tolerance, dan professionalism.
C : Maksud dari ketiga hal itu?
***
Yap, artikel ini akan berbicara tentang ke-3 hal yang gw sebutkan sebelumnya. Artikel ini gw tulis berdasarkan pembicaraan gw dgn "C", dan karena gw anggap pembicaraan ini baik untuk dibaca oleh banyak orang, maka gw tuliskan dalam blog ini.
Langsung saja yah...
Pertama, suppression. Suppression berarti menekan. Apa pula yang harus ditekan? Yaitu ungkapan emosi kita. Ini hal dasar yang sangat penting dalam berhubungan dengan siapapun. Anda tidak mungkin kan begitu bertemu orang lantas mulai mengomentari cara berpakaiannya yang buruk dan caranya berdandan? Atau jika ada yang melakukan sedikit kesalahan, lantas Anda langsung saja memakinya atau menjotosnya di depan umum? Anda tidak bisa serta-merta mengungkapkan segala kekesalan Anda pada semua orang. Orang yang tidak bisa menahan diri untuk segera memarahi orang lain dalam bentuk apapun, saya berani jamin, orang itu pasti tidak dapat memiliki teman dekat, atau mungkin orang itu mengalami kerusakan bagian otak yang memang mengatur suppression ini (contohnya pada kasus pengguna narkoba). Anda harus bisa menahannya, sekalipun dengan hati yang panas. Kalau begitu, apakah tidak "berbahaya"? Tentu hal ini berbahaya jika tidak dilanjutkan dengan langkah kedua nanti...
Kedua, tolerance. Toleransi disini bukannya Anda harus bisa mengerti dan memaklumi setiap kesalahan yang orang lain lakukan tanpa pernah menegurnya. Toleransi disini berarti Anda mencoba menempatkan diri Anda pada posisinya, sambil mempertimbangkan 'kapasitas' orang tersebut. Ada orang yang memiliki kapasitas besar dalam banyak hal, misalnya saja berpikir dan mengambil keputusan, ada yang tidak. Coba Anda bayakngkan jika Anda berada di posisi orang yang bersangkutan. Jika itu Anda, tindakan apa yang dapat Anda lakukan? Sekiranya Anda di posisinya dan tidak dapat melakukan sesuatu apapun, Anda tidak berhak memarahinya, karena Anda juga tidak lebih baik darinya. Jika Anda merasa seharusnya ia dapat melakukan sesuatu namun kenyataannya tidak ia lakukan, pertimbangkanlah kapasitas berpikir dan pengambilan keputusannya. Bisa saja hal yang menurut Anda mudah tidak terlintas sedikitpun di kepalanya. Janganlah berpikir, "Kok begitu saja tidak kepikiran sih???" Karena sekali lagi, kapasitas orang berbeda-beda. Jika demikian kasusnya, nasihatilah ia baik2 dengan rasa kekeluargaan, saat situasi hati Anda sudah membaik. Jika hati masih panas, lebih baik menunda dahulu. Jika seseorang dinasihati dengan baik2, nasihat Anda akan mudah masuk ke kepalanya dan diterima di hatinya, dan lama2, nasihat Anda akan berpengaruh memperluas kapasitas orang tersebut. Tapi, jika kasusnya orang tersebut sudah sering mengulangi kesalahan dan tidak mengerti dengan nasihat baik2, sudah seharusnya Anda menegurnya agak keras. Ingatlah satu hal, tidak ada seorangpun yang tidak ingin kesalahannya ditutupi. Selama kesalahan seseorang ada di dalam batas toleransi, dapat ditutupi, apalagi jika orang itu tahu berterima kasih, dan bisa beajar dari kesalahannya, lakukanlah. Sebab suatu saat nanti, jika giliran Anda melakukan kesalahan, mungkin sekali teman2 Anda yang akan maju membela Anda pertama kali. Tapi jika Anda enggan menutupi kesalahan2 kecil, maka ketika Anda melakukan kesalahan, pikirkan berapa banyak telunjuk yang akan menghakimi Anda. Sekali lagi, lakukan jika orang itu tahu berterima kasih dengan belajar dari kesalahannya, dan kesalahannya memang dapat ditutupi. Jika tidak, biarkan mereka menanggung akibat perbuatan mereka sendiri. Terkadang tamparan bisa jadi bentuk kasih sayang. Hanya pengalaman yang bisa mengajarkan Anda kapan menggunakan belaian atau tamparan.
Yang ketiga, profesionalism. Dunia ini panggung sandiwara, Anda memainkan banyak peran dan pekerjaan Anda bukan hanya di kantor saja. Ketika Anda dikantor, Anda bekerja sebagai karyawan, ketika di rumah dengan istri, Anda bekerja sebagai suami, ketika bersama anak, Anda bekerja sebagai ayah. Jangan Anda pikir pekerjaan sebagai keluarga dan teman tidak seserius pekerjaan di kantor! Bayangkan Anda menjalankan 2 proyek sekaligus. Mungkinkah Anda membawa masalah dari proyek yang satu ke proyek lainnya tanpa membuat salah satu atau kedua proyek itu hancur? Jadi, masalah di kantor jangan dibawa ke rumah, masalah dengan satu teman jangan dibawa ke teman lainnya (kecuali sekedar curhat), masalah rumah juga jangan dibawa ke kantor. Pisahkan hal yang satu dengan hal lainnya yang tidak menunjang, lakoni setiap peran Anda dengan profesionalitas penuh, dan ketahuilah kapan, dimana, dan bagaimana Anda harus bertindak. Umumnya peran seseorang terbagi dalam 4 bagian besar, yaitu sebagai pekerja, sebagai teman, sebagai keluarga, dan sebagai Anda secara pribadi. Rasanya tidak terlalu sulit menjalankan ke-4 proyek ini selama Anda enjoy2 saja.
Demikian 3 hal yang harus dijaga untuk mempertahankan hubungan yang baik. Semoga bermanfaat.
Labels:
Article,
Dialogue,
Lesson of Live
Sunday, January 24, 2010
Sumber Materi Blog Ini
Dialog gw dengan seseorang berinisial 'A'
A : Kok isi blog loe diedit dari aslinya dan sumber ceritanya tidak dicantumkan?
B : Ada 3 jenis manusia, satu, yang seperti sampah, tidak berguna sama sekali. Kemudian, seperti hujan, yang hanya menguntungkan beberapa orang terdekat saja. Dan yang terakhir seperti matahari, yang terbit dan memberi manfaat bagi semua orang; bagi orang baik atau jahat, pandai atau bodoh, bejat ataupun bermoral.
A : Terus? Maksud loe?
B : Gw mau jadi seperti matahari, memberi manfaat sebanyak-banyaknya... Banyak orang yang lebih peduli akan 'apakah sesuatu berasal dari sumber yang sama dengan apa yang mereka yakini' Bukannya 'apakah sesuatu itu baik, benar, dan relevan sekalipun tidak berasal dari sumber yang sama dengan yang mereka yakini'. Gw yakin, bahkan orang yang tidak terlalu pandai pun bisa menilai apakah yang ada di blog ini baik atau tidak setelah mereka membacanya. Tapi bagi beberapa orang, jika mereka tahu sumber materi dari beberapa posting di blog ini, paling2 sebelum dibaca sudah dicap tidak baik hanya karena tidak berasal dari keyakinan mereka... Gw cuma ingin memberi manfaat seluas-luasnya, bahkan bagi orang semacam itu...
A : Kok isi blog loe diedit dari aslinya dan sumber ceritanya tidak dicantumkan?
B : Ada 3 jenis manusia, satu, yang seperti sampah, tidak berguna sama sekali. Kemudian, seperti hujan, yang hanya menguntungkan beberapa orang terdekat saja. Dan yang terakhir seperti matahari, yang terbit dan memberi manfaat bagi semua orang; bagi orang baik atau jahat, pandai atau bodoh, bejat ataupun bermoral.
A : Terus? Maksud loe?
B : Gw mau jadi seperti matahari, memberi manfaat sebanyak-banyaknya... Banyak orang yang lebih peduli akan 'apakah sesuatu berasal dari sumber yang sama dengan apa yang mereka yakini' Bukannya 'apakah sesuatu itu baik, benar, dan relevan sekalipun tidak berasal dari sumber yang sama dengan yang mereka yakini'. Gw yakin, bahkan orang yang tidak terlalu pandai pun bisa menilai apakah yang ada di blog ini baik atau tidak setelah mereka membacanya. Tapi bagi beberapa orang, jika mereka tahu sumber materi dari beberapa posting di blog ini, paling2 sebelum dibaca sudah dicap tidak baik hanya karena tidak berasal dari keyakinan mereka... Gw cuma ingin memberi manfaat seluas-luasnya, bahkan bagi orang semacam itu...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Saturday, January 23, 2010
Agama dan Komunis
Dulu ada seorang tokoh atheist yang semasa hidupnya banyak berbuat sosial. Suatu ketika, ia ditanya mengapa ia menolak agama. Jawabnya : "Untuk apa kalian juga beragama jika kelakuan kalian tidak lebih baik daripada saya? Coba lihat, berapa banyak panti asuhan yang saya biayai? berapa banyak fasilitas umum yang saya bangun? dan berapa banyak orang yang saya tolong? Sementara kalian sebagai umat beragama, apa yang kalian bisa lakukan selain berperang dan menumpahkan darah demi membela keyakinan yang kalian anggap paling benar?"
Saya memposting pernyataan tokoh tersebut bukan karena saya menyetujuinya 100% loh... Tapi hendaknya kerap kali kita renungkan kata2 dari tokoh tersebut. Adakah kita sebagai umat beragama berkelakuan lebih baik darinya?
Saya memposting pernyataan tokoh tersebut bukan karena saya menyetujuinya 100% loh... Tapi hendaknya kerap kali kita renungkan kata2 dari tokoh tersebut. Adakah kita sebagai umat beragama berkelakuan lebih baik darinya?
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Saturday, December 5, 2009
Pilih Mana?
Percakapan gw dengan "C"...
C : gw tuh bingung yah, koQ kalo gw mau jalan ama temen2, ce gw kayak ngga seneng gthu... gw mst gimana neh?
B : Sekarang gw tanya, temen loe orangnya bermasalah ga?
C : Bermasalah kyk gimana?
B : Yah, bandel, ngerokok, narkoba, dll...
C : Ngga lah...
B : Terus ce loe ngelarang dasarnya apa? Kalo gw disuru pilih teman ama pacar gw lebih belain teman, kecuali teman kita bermasalah... Kenapa? soalnya kalo loe ada masalah ama pacar, loe mau kemana lagi? Sementara temen2 loe ud loe tinggalin. Tapi kalo dari awal loe pilih temen, waktu loe ada masalah ama pacar, mereka tetep ada buat loe...
(Hehe, not offense loh, tapi ini murni pemikiran gw sendiri berdasarkan cerita kebanyakan orang... ^^)
C : gw tuh bingung yah, koQ kalo gw mau jalan ama temen2, ce gw kayak ngga seneng gthu... gw mst gimana neh?
B : Sekarang gw tanya, temen loe orangnya bermasalah ga?
C : Bermasalah kyk gimana?
B : Yah, bandel, ngerokok, narkoba, dll...
C : Ngga lah...
B : Terus ce loe ngelarang dasarnya apa? Kalo gw disuru pilih teman ama pacar gw lebih belain teman, kecuali teman kita bermasalah... Kenapa? soalnya kalo loe ada masalah ama pacar, loe mau kemana lagi? Sementara temen2 loe ud loe tinggalin. Tapi kalo dari awal loe pilih temen, waktu loe ada masalah ama pacar, mereka tetep ada buat loe...
(Hehe, not offense loh, tapi ini murni pemikiran gw sendiri berdasarkan cerita kebanyakan orang... ^^)
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Sunday, October 11, 2009
Buktikan Dulu!!!
Percakapan gw dengan... (udah lupa sama siapa... Udah lama seh kejadiannya... Sebut ajha si 'X'... ^^)
X : Alah, apaan tu begitu, ngga masuk diakal, nonsense...
B : Yah, kalo bgthu, kenapa ga loe buktiin sendiri? Loe dateng trus coba lah... Ada manfaatnya ga...
X : Ngga perlu...
(Hmm... menurut gw, daripada loe ud ngga percaya ini itu karena intelektual loe semata, ato bahkan karena orang lain berkata bahwa itu ngga bener, lebih baik loe buktikan sendiri baru komentar... Sebab dunia ini tidak terbentuk dari intelektual loe semata...)
X : Alah, apaan tu begitu, ngga masuk diakal, nonsense...
B : Yah, kalo bgthu, kenapa ga loe buktiin sendiri? Loe dateng trus coba lah... Ada manfaatnya ga...
X : Ngga perlu...
(Hmm... menurut gw, daripada loe ud ngga percaya ini itu karena intelektual loe semata, ato bahkan karena orang lain berkata bahwa itu ngga bener, lebih baik loe buktikan sendiri baru komentar... Sebab dunia ini tidak terbentuk dari intelektual loe semata...)
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Endless Cycle
Percakapan gw dengan seseorang berinisial 'S'...
S : Biarin aja, dia aja udah bohongin loe, ngga nepatin janjinya...
B : Kalo kita udah tau dibohongin ngga enak, jangan kita juga ngebohongin orang lain donk...
S : Dia boleh bohong trus kita ngga? keenakan dianya donk!
B : Satu orang mikir begitu, 1000 orang mikir begitu juga... ngga akan ada habisnya...
(mending kita putuskan lingkaran setan ini di tangan kita, biar kita jadi orang terhakir yang dijahati daripada kita meneruskan menjahati orang... ^^)
S : Biarin aja, dia aja udah bohongin loe, ngga nepatin janjinya...
B : Kalo kita udah tau dibohongin ngga enak, jangan kita juga ngebohongin orang lain donk...
S : Dia boleh bohong trus kita ngga? keenakan dianya donk!
B : Satu orang mikir begitu, 1000 orang mikir begitu juga... ngga akan ada habisnya...
(mending kita putuskan lingkaran setan ini di tangan kita, biar kita jadi orang terhakir yang dijahati daripada kita meneruskan menjahati orang... ^^)
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Wednesday, July 22, 2009
Hatred
Percakapan antara gw dgn seorang teman pas gw lg BeTe bgt...
X : Why do you keeping those hatred? Hatred will bring you nowhere... Why don't you just rest and forgot those hatred?
B : Hatred is not like keeping something in the box, but rather it's like nailing a nail in the wall. Deeper the nail, harder to be released. Even if the nail could be released, the hole would lasts...
X : Why do you keeping those hatred? Hatred will bring you nowhere... Why don't you just rest and forgot those hatred?
B : Hatred is not like keeping something in the box, but rather it's like nailing a nail in the wall. Deeper the nail, harder to be released. Even if the nail could be released, the hole would lasts...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Saturday, July 18, 2009
To be the Best
Percakapan gw dengan seseorang di English Club tadi siang... of course this dialogue is in English...
C : Do we have to believe to get the best result?
B : To get the best result, you have to be pure like a child, beyond believe or not-believe, but pure interest and the feeling that want to know, without even thinking about what to be believed or what to be not believed.
C : Do we have to believe to get the best result?
B : To get the best result, you have to be pure like a child, beyond believe or not-believe, but pure interest and the feeling that want to know, without even thinking about what to be believed or what to be not believed.
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Wednesday, July 8, 2009
Mimpi
X : (Terbangun dari tidurnya dengan tergesa-gesa dan nafas yg tidak teratur... Sekujur tubuhnya dipenuhi keringat dingin)
Y : Ada apa? Apakah kamu bermimpi buruk?
X : Apakah mimpi buruk? Aku sendiri juga tidak tahu... Namun aku merasa bahwa hidupku akhir2 ini hanya sebatas di dalam mimpi saja... Dan nanti ketika "aku" yang sebenarnya terbangun, maka "aku" yang sekarang akan lenyap...
Y : Bahkan "aku" yang sekarang sudah bukanlah "aku" yang dulu lagi... "aku" yang dulu sudah lenyap dan tidak akan pernah kembali lagi... Sekarang kamu melihat aku sebagai seorang therapist, sementara dulu aku pernah menjadi anak2, siswa, mahasiswa, dll... Apakah "aku" yang sekarang ini masih merupakan "aku" yang dulu? Bahkan "aku" yang ada di 1 detik lalu tidak akan pernah kembali lagi...
X : Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti?
Y : Ya... Karena segala sesuatu yang berlalu memang tidak akan kembali, dan setiap satuan waktu terkecil, segalanya selalu berubah... Istirahatlah kembali, semua ini hanya mimpi...
*disadur dari sebuah anime dengan sedikit perubahan... maaf, judulnya lupa... ^^
Y : Ada apa? Apakah kamu bermimpi buruk?
X : Apakah mimpi buruk? Aku sendiri juga tidak tahu... Namun aku merasa bahwa hidupku akhir2 ini hanya sebatas di dalam mimpi saja... Dan nanti ketika "aku" yang sebenarnya terbangun, maka "aku" yang sekarang akan lenyap...
Y : Bahkan "aku" yang sekarang sudah bukanlah "aku" yang dulu lagi... "aku" yang dulu sudah lenyap dan tidak akan pernah kembali lagi... Sekarang kamu melihat aku sebagai seorang therapist, sementara dulu aku pernah menjadi anak2, siswa, mahasiswa, dll... Apakah "aku" yang sekarang ini masih merupakan "aku" yang dulu? Bahkan "aku" yang ada di 1 detik lalu tidak akan pernah kembali lagi...
X : Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti?
Y : Ya... Karena segala sesuatu yang berlalu memang tidak akan kembali, dan setiap satuan waktu terkecil, segalanya selalu berubah... Istirahatlah kembali, semua ini hanya mimpi...
*disadur dari sebuah anime dengan sedikit perubahan... maaf, judulnya lupa... ^^
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Tuesday, June 23, 2009
Kata yang Terlupakan...
Pembicaraan gw dengan teman kuliah berinisial T...
B: Di rumah tak ada yang menyambut... hanya ditemani meja dengan komputer menyala... T.T
T: Berpikirlah positif... seperti kata loe tadi...
B: Kata gw yg mana??? gw udah lupa tu... ^^
T: Kadang memang kita melupakan kata2 kita sendiri, tapi kata2 itu sangat berarti buat orang lain...
B: Di rumah tak ada yang menyambut... hanya ditemani meja dengan komputer menyala... T.T
T: Berpikirlah positif... seperti kata loe tadi...
B: Kata gw yg mana??? gw udah lupa tu... ^^
T: Kadang memang kita melupakan kata2 kita sendiri, tapi kata2 itu sangat berarti buat orang lain...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Wednesday, June 3, 2009
Semakin...
Pembicaraan tadi sore antara gw dengan temen se-organisasi...
(BM = Blog Master, gw...; D = Inisial temen gw)
D: Aduh!!! Gw lagi bokek neh... pengen dapet duit... 2 jt ajha... Kapan yah bisa dapet???
BM: Buat apa?
D: Gw pengen sesuatu neh...
BM: Mank loe pengen apa?
D: Pengen i-pod...
BM: Semakin loe menginginkan, semakin loe tidak mendapat. Semakin loe tidak menginginkan, semakin loe mendapat...
(BM = Blog Master, gw...; D = Inisial temen gw)
D: Aduh!!! Gw lagi bokek neh... pengen dapet duit... 2 jt ajha... Kapan yah bisa dapet???
BM: Buat apa?
D: Gw pengen sesuatu neh...
BM: Mank loe pengen apa?
D: Pengen i-pod...
BM: Semakin loe menginginkan, semakin loe tidak mendapat. Semakin loe tidak menginginkan, semakin loe mendapat...
Labels:
Dialogue,
Lesson of Live
Monday, June 1, 2009
Blog Ini...
Pembicaraan antara gw sama temen gw mengenai blog ini waktu gw pulang bareng dia...
(BM = Blog Master; B = inisial temen gw...)
B: Gw udah baca tu blog loe... banyak yang gw dapet dr situ...
BM: Menurut loe kenapa blog ithu namanya "oase in dessert" - "oase di padang gurun"?
B: hmm... kenapa yah? mungkin oase itu artinya kehidupan...
BM: Kurang tepat segh...
B: Jadi apa donk?
BM: Maksudnya padang gurun itu adalah kehidupan beserta segala masalahnya, trus oase itu tempat buat beristirahat sementara dari penatnya kehidupan... Jadi diharapkan kata2 dalem blog gw bisa memberi kesegaran rohani kepada para pembacanya, terlepas dari apapun latar belakang orang ithu, seperti oase di padang gurun... ^^
(BM = Blog Master; B = inisial temen gw...)
B: Gw udah baca tu blog loe... banyak yang gw dapet dr situ...
BM: Menurut loe kenapa blog ithu namanya "oase in dessert" - "oase di padang gurun"?
B: hmm... kenapa yah? mungkin oase itu artinya kehidupan...
BM: Kurang tepat segh...
B: Jadi apa donk?
BM: Maksudnya padang gurun itu adalah kehidupan beserta segala masalahnya, trus oase itu tempat buat beristirahat sementara dari penatnya kehidupan... Jadi diharapkan kata2 dalem blog gw bisa memberi kesegaran rohani kepada para pembacanya, terlepas dari apapun latar belakang orang ithu, seperti oase di padang gurun... ^^
Subscribe to:
Posts (Atom)