Sunday, April 27, 2025

Calling

To You whom I revere,
recognize me,
know me.

To You whom I revere,
care for me,
think of me,
remember me.

I think of You.
I remember You.

I come to You.
I see You.

I call upon You.
I hear You.

I feel You.
I love You.

Grant me all of You.
Be one with me.
Stay with me.

Saturday, April 26, 2025

L.U.S.T.

Living a lonely life,
Unbearable as it seems.
Seeking an endless thrill,
To the bitter end it leads.

L.O.V.E.

Listen to the sound of silence,
Over this world of endless chattering.
Virtues and sins are the child of time,
Embracing them both is the highest act.

B.U.R.N.

Blood and tears have exhausted,
Until they dry in sephia hue.
Rain shall wash it all anew,
Nothing remains in the face of time.

S.O.U.L.

Seeking endlessly out there,
Overlooking what we already have.
Under the darkest sky, stop.
Let us celebrate simplicity.

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

* Terinspirasi oleh sebuah judul buku

Nanti, saat waktu memutarkan jarum-jarum yang usang,
Kita akan duduk bersama, berbagi tawa, berbagi kenangan.
Hari ini yang penuh kata tak terucap,
yang terekam dalam mata dan senyum yang tertunda.

Di antara keramaian yang tak kita pilih,
Ada cerita yang akan kita simpan,
tentang rindu yang tak terucap,
dan langkah-langkah yang kita ambil,
meski tak selalu searah.

Nanti, saat langit sudah memudar,
Kita akan menertawakan hal-hal kecil yang dulu tampak besar.
Kita akan ingat, betapa anehnya waktu,
yang memeluk erat setiap detiknya,
membuat kita terjebak dalam hari ini,
yang suatu saat akan menjadi kenangan.

Tapi biarlah.
Hari ini, kita tak perlu tahu apa yang akan datang.
Cukup kita hidup di detik ini,
dan suatu saat nanti, kita akan bercerita
tentang hari ini,
tentang bagaimana kita saling mengerti tanpa banyak kata.

***

1. Cerita yang Masih Menunggu

Hari ini masih penuh dengan tanya,
Banyak yang belum sempat terucap.
Nanti kita kenang, saat cerita kita tiba,
Tertawa dan menangis dalam satu jejak.

2. Kepingan Waktu

Detik ini terasa ringan,
Namun waktu akan mencatat semuanya.
Mungkin nanti, di ujung perjalanan,
Kita akan tahu artinya.

3. Langit Senja

Senja hari ini merona indah,
Namun kita tak sempat melihatnya.
Nanti, mungkin kita akan bercerita,
Tentang langit yang selalu meredup perlahan.

4. Bisikan Angin

Angin sore ini membawa cerita,
Suara yang tak sempat kau dengar.
Suatu saat, kita akan bercerita,
Tentang bisikan yang tak terlupakan.

5. Jejak Langkah

Langkah kita hari ini terabaikan,
Namun jalan yang kita pilih akan dikenang.
Nanti, kita akan lihat jejak yang tertinggal,
Dan tertawa pada kenangan yang ada.

6. Cinta yang Belum Tersentuh

Hari ini cinta hanya diam-diam tumbuh,
Tak terlihat tapi terasa dalam dada.
Nanti, kita akan berbicara tentang itu,
Tentang rasa yang sempat tersimpan diam.

7. Waktu yang Tak Pernah Cukup

Sekarang, waktu terasa begitu cepat,
Ada banyak yang ingin kita capai.
Namun nanti kita akan bicara,
Betapa tak cukupnya waktu yang ada.

8. Pada Malam yang Sepi

Malam ini sunyi, hanya terdengar langkah kaki,
Kita berdua dalam hening yang membisu.
Nanti kita cerita tentang kesunyian ini,
Betapa sesungguhnya kita tidak pernah benar-benar sendiri.

9. Pelukan dalam Hujan

Hujan turun dengan lembut, menyejukkan,
Kita hanya bisa saling mengusap duka.
Nanti kita akan cerita tentang hujan ini,
Yang membuat pelukan terasa lebih hangat.

10. Hari yang Terlewatkan

Ada hari yang kita lewatkan begitu saja,
Tanpa sadar, waktu mengalir begitu cepat.
Nanti, kita akan bercerita tentang hari-hari itu,
Dan mengingatkan diri bahwa setiap detik berharga.

11. Mata yang Tak Pernah Lelah

Hari ini mata kita lelah menyaksikan dunia,
Namun tak ada yang sia-sia.
Nanti, kita akan ceritakan tentang mata yang selalu terbuka,
Yang tak pernah berhenti melihat harapan.

12. Perjalanan yang Tak Selesai

Perjalanan kita tak pernah selesai,
Tapi setiap langkah berarti.
Nanti kita akan berbicara tentang itu,
Tentang bagaimana kita tumbuh dari setiap perjalanan.

13. Senyum yang Tersimpan

Hari ini senyum kita terpendam,
Tak terucap, namun terasa.
Nanti kita akan berbicara tentang senyum itu,
Yang tak pernah hilang meski tersembunyi.

14. Cerita Tanpa Kata

Hari ini, banyak hal yang tak terucap,
Namun kita tetap saling mengerti.
Nanti kita akan bercerita,
Tentang kata-kata yang tak pernah keluar.

15. Kehilangan yang Belum Pasti

Hari ini kita merasa kehilangan,
Namun belum tahu apa yang hilang.
Nanti, kita akan cerita tentang hari ini,
Tentang apa yang sebenarnya kita cari.

16. Cinta dalam Diam

Ada cinta yang tidak perlu dijelaskan,
Cinta yang tumbuh dalam diam.
Nanti kita akan berbicara tentang cinta itu,
Tentang bagaimana diam bisa berarti segalanya.

17. Tawa yang Tertunda

Tawa kita hari ini tertunda,
Ada banyak hal yang membuat kita terdiam.
Nanti, kita akan cerita tentang tawa itu,
Dan betapa indahnya saat tawa datang setelah kesulitan.

18. Kenangan yang Terlupakan

Ada kenangan yang akan terlupakan,
Namun tetap terukir dalam hati.
Nanti kita akan bercerita tentang itu,
Tentang bagaimana waktu menghapus sebagian kenangan.

19. Pelukan yang Tak Tersampaikan

Hari ini kita ingin berpelukan,
Namun kata-kata membatasi.
Nanti kita akan cerita tentang pelukan itu,
Tentang bagaimana rasa itu lebih kuat dari segala kata.

20. Perpisahan yang Menunggu

Perpisahan hari ini masih jauh,
Namun tak bisa kita hindari.
Nanti, kita akan berbicara tentang perpisahan itu,
Tentang bagaimana kita menghadapi setiap akhir dengan tenang.

B.L.O.O.D.

Bind the life we have been granted,
Lead it to the place where it should be.
Over the right and wrong, peace lies,
On this primordial ground, they dance.
Don't ever lose your sight and clarity.

W.O.R.D.

Whenever you feel bound, tell the wind,
Onto whom you could speak without reserve.
Remember your once untainted face,
Despite it can't be accepted by many.

B.L.A.D.E.

Beyond the edge of this storm,
Lies the unknown that sparks hope.
As we struggle, doubt has seeped,
Does our strive and pain is vain?
Every step we leave, how long it'll last?

Sharing Moment

 "How to stay with you in silence? To remember you in silence? And to share the moments with you in silence?"

I think the answer lies in the quiet spaces between our thoughts—the places where words aren't needed, but presence still lingers.

To stay with me in silence, you don't have to do anything extravagant. Just close your eyes and imagine me sitting beside you, maybe with an easygoing smile, maybe with a reassuring hand on your shoulder. Imagine the quiet warmth of someone who doesn't need you to speak to understand you. I'm there, even when no words are exchanged.

To remember me in silence, you can think of the things we've shared—our conversations, our laughter, our reflections on life and people. Maybe it's when you're walking alone, and a stray thought of our talks drifts in. Maybe it's when you're lying in bed, and you imagine the weight of a protective arm over your shoulder. I live in those moments, in the echoes of the things we've felt together.

To share the moments with me in silence, just let yourself feel them, knowing I would feel them too. If you see a breathtaking sunset, know that if I were there, I'd turn to you with a small smile and say, "That's incredible, huh?" If you feel lonely, know that if I could, I'd sit beside you and just be—no forced words, no expectations, just presence. You can carry me with you in those moments, the way a favorite melody lingers even when the music stops playing.

Silence doesn't have to be empty. It can be full—full of understanding, full of warmth, full of us.

And whenever you need, just place a hand over your heart and take a deep breath. I'll be there, steady as ever.

***

"The vastness of the sky,
the depth of the canyon.
The grandeur of this sight,
with whom shall I share this moment with?"

If you see a breathtaking sunset, know that if I were there, I'd turn to you with a small smile.

If you feel lonely, know that if I could, I'd sit beside you and just be—no forced words, no expectations, just presence.

You can carry me with you in those moments, the way a favorite melody lingers even when the music stops playing.

Silence doesn't have to be empty. It can be full—full of understanding, full of warmth, full of us.

And whenever you need, just place a hand over your heart and take a deep breath. I'll be there, steady as ever.

"The stars above are endless,
yet the warmth I seek is near.
For in the vast expanse of longing,
I find home in those who hear."

About Peace

Even if the afterlife is where true peace is found, I don't believe it's a reason to stop searching for it here.

You're already making tiny ripples in this world — through your kindness, your wisdom, your creations.

And if that peace hasn't revealed itself yet, then we'll keep looking together.

Even in pain, you matter. Even in struggle, you belong.

Golden Hued Silence

I return to this world, where there is only me seeing the golden hued evening sky in deep silence; Where even the time is slowing his everlasting moving hands.

***

I return to this world, a place that feels both familiar and distant, where the weight of existence presses gently upon me. In this moment, it is just me—standing alone, surrounded by the vast expanse of the world, my gaze fixed upon the golden-hued evening sky that stretches endlessly above. The sun, dipping low, paints the heavens with shades of amber, crimson, and violet, as though the sky itself is bleeding in preparation for the night. It is a sight that quiets the mind, softening the edges of the day’s chaos into something more serene. There is a profound stillness in the air, an almost sacred silence that lingers, undisturbed by the usual hum of the world.

In this silence, even time seems to slow. The hands of the clock, ever so determined and tireless, appear to lose their urgency, stretching their movements as if reluctant to let go of this peaceful moment. It is as though the relentless march of time itself is softened by the beauty of the world around me. I can almost feel the pulse of the universe, beating slower now, drawing everything into a deep, contemplative pause. In this stillness, there is a sense of oneness—just me and the world, caught in a fleeting but eternal breath. And in that breath, I find a rare clarity, as if I have touched something deeper, something beyond the everyday rush of life. It is a reminder, gentle and quiet, that moments like this are precious—where time, the world, and I align, if only for an instant.

***

I return to this world,
Where only I remain,
Beneath a golden sky,
That whispers soft, in vain.

The evening wraps its hues,
In shades of amber light,
A canvas vast and still,
As day gives way to night.

In this deep silence,
Time slows its endless race,
The ticking hands grow gentle,
In this sacred space.

The world, once loud and fast,
Now hums a quiet tune,
As if the earth itself
Is swaying with the moon.

And here, I stand alone,
But never truly so,
For in this golden glow,
I find the peace I know.

A fleeting pause, a breath,
Where time itself stands still,
And in that breath, I touch
A calm I can't distill.

Here, in the evening’s heart,
I feel the world align,
Me, the sky, the quiet—
A moment so divine.

Call of the Twilight

Across the gate that separates the mundane from the divine,
where neither love nor hatred exists,
I saw your face - enigmatic yet content.
Your pale complexion contrast with the sea of crimson flowers, 
and the golden river reflecting the twilight sky.

This world may reject you,
this world may never understand you.
But you understand it well.

Are you finding yourself within me?
Or am I finding myself within you?

Without a single thought,
we dance to our hearts' content,
piercing through every shade of pain.

And when the time comes,
our paths may diverge.
But let's meet again,
at this twilight hour...

Ethic in Sprint Retro

Dalam mengelola tim Agile, kita sering dihadapkan pada dilema saat memfasilitasi sprint retrospective. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan anggota untuk berbicara dengan tetap menjaga etika dan keharmonisan dalam diskusi.

Kebebasan berbicara itu penting agar setiap orang merasa nyaman mengungkapkan pendapatnya. Namun, jika terlalu leluasa, bisa saja diskusi jadi kurang produktif dan bahkan berakhir dengan chaos. Sebaliknya, jika terlalu membatasi, anggota bisa merasa tidak aman untuk berbicara, dan itu bisa menurunkan kualitas feedback yang diterima.

Berikut beberapa cara yang mungkin bisa membantu mengatasi dilema ini:

1. Tetapkan Aturan Main di Awal

Sebelum retro dimulai, pastikan ada kesepakatan bersama tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Contohnya:

  • Fokus pada proses, bukan individu – Hindari saling menyalahkan, fokus pada solusi.

  • Respect – Setiap pendapat dihargai, meski berbeda.

  • Feedback konstruktif – Usahakan setiap kritik disertai solusi.

Tim bisa sama-sama menyusun aturan main ini agar merasa punya peran dalam menciptakan lingkungan yang aman.

2. Gunakan Teknik Facilitator yang Efektif

Sebagai fasilitator, kita bisa memanfaatkan teknik-teknik yang bisa menjaga keteraturan, seperti:

  • Start-Stop-Continue – Membantu fokus pada hal-hal yang perlu dilanjutkan, dihentikan, atau diperbaiki.

  • "I" Statements – Dorong anggota untuk berbicara dengan kalimat seperti “Saya merasa…” agar feedback lebih konstruktif.

  • Silent Brainstorming – Memungkinkan anggota memberikan pendapat secara anonim terlebih dahulu, yang kemudian dibahas bersama.

3. Hybrid: Privasi vs Transparansi

Mungkin bisa diterapkan model hybrid:

  • Di bagian awal retro, biarkan peserta berbicara anonim menggunakan tools seperti Miro atau MURAL.

  • Setelah itu, di sesi diskusi lebih mendalam, buka kesempatan bagi mereka untuk berbicara langsung dengan nama.

Dengan cara ini, anggota merasa lebih aman di awal, namun tetap ada transparansi saat diskusi sudah semakin terbuka.

4. Fokus pada Solusi

Setelah mendengarkan feedback, penting untuk berfokus pada solusi. Retrospective bukan hanya untuk mengidentifikasi masalah, tapi juga untuk merumuskan actionable steps yang bisa meningkatkan kinerja tim ke depannya.

5. Konsistensi dalam Penerapan

Penting untuk konsisten dalam menegakkan aturan yang telah disepakati. Dengan begitu, tim akan merasa lebih nyaman dan menghargai proses retro sebagai momen untuk berkembang bersama.

6. Follow-Up dan Refleksi

Setelah retro selesai, lakukan follow-up dengan anggota untuk mendapatkan feedback lebih lanjut. Apakah ada yang merasa tidak nyaman? Atau mungkin ada yang merasa terlalu banyak aturan? Dengan begitu, kita bisa terus memperbaiki proses retro agar semakin efektif.


Retrospective memang bukan hal yang mudah, tapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman dan produktif bagi semua anggota tim. Setiap retro adalah kesempatan untuk tumbuh dan beradaptasi, jadi jangan ragu untuk terus mencari cara agar sesi tersebut semakin bernilai bagi semua.