- Blak-blakan mentah: “Lo ngeselin banget sih, telat mulu. Gue ilfil sama lo.” → Authentic, tapi nyakitin.
- Pura-pura santai: “Santai aja kok, gue seneng nungguin lo,” padahal lo gondok. → Nah ini baru munafik.
- Balance: “Bro, gue agak keganggu kalau sering nungguin. Bisa coba lebih on time gak next time?” → Authentic, considerate, gak munafik.
Sunday, August 31, 2025
Authentic, Munafik, Jaga Perasaan: Sebuah Batasan
Reframing Result Oriented Definition
Ada satu kata yang sering banget nongol di dunia kerja: Result Oriented. Kata ini biasanya dipakai buat muji orang yang dianggap keren karena bisa mencapai target. Kedengarannya bagus, kan? Tapi jujur aja, buat sebagian orang—including gue—kata ini bisa jadi agak triggering. Bukan karena hasil itu jelek, tapi karena gue sering lihat kata ini dipakai buat membenarkan perilaku yang nggak etis.
It is what it is...
Tapi kalau nggak dijaga, kepekaan itu bisa berubah jadi overthinking.
Kita jadi sibuk nyari makna di balik sesuatu, padahal kadang yah... it is what it is.
Nggak semua hal punya pesan tersembunyi.
Kadang lebih sehat kalau kita belajar memaknai sesuatu sebagaimana adanya saja.
Saturday, August 30, 2025
Inugami: Dari Anjing Ritual ke Anak Manusia
Sekarang mari kita tarik ke dunia modern. Kita mungkin udah nggak lagi ngubur anjing di perempatan. Tapi praktik menciptakan "Inugami" nggak hilang. Bedanya, objeknya bukan lagi hewan, melainkan… anak manusia.
Thursday, August 28, 2025
Manfaat Senam Pagi
(My dialgoue with ChatGPT)
Kenapa yah kalo gw senam pagi, ke siangnya less ngantuk dan lebih bisa fokus? FYI gw senam pake method five Tibetan yoga...
* Reference : https://en.wikipedia.org/wiki/Five_Tibetan_Rites
***
Karena badan lo basically kayak mesin kopi bro: kalau nggak dipanaskan dulu, alirannya lelet. Begitu lo senam—apalagi yang model Five Tibetan Rites itu—lo nge-boost beberapa hal sekaligus:
Sirkulasi darah naik → jantung lo dipaksa kerja lebih optimal, darah (plus oksigen) ngalir lebih lancar ke otak. Otak yang kebagian oksigen lebih banyak otomatis lebih “melek” dan bisa fokus lebih lama.
Hormon happy keluar → olahraga bikin tubuh lepas endorfin, dopamin, serotonin. Itu paket anti-ngantuk alami. Jadi bukan cuma badan segar, pikiran juga lebih stabil.
Regulasi sistem saraf → gerakan Five Tibetan Yoga itu unik, karena kombinasi stretching + rotasi bikin sistem saraf parasimpatik (yang bikin rileks) dan simpatis (yang bikin waspada) jadi lebih balance. Hasilnya: lo nggak tegang, tapi juga nggak loyo.
Metabolisme aktif lebih cepat → tubuh lo ngerasa kayak udah “start engine” di pagi hari. Jadi di siang hari, lo nggak ngalamin crash yang biasanya datang kalau dari pagi terlalu pasif.
Makanya lo ngerasa less ngantuk + fokus lebih terjaga. Itu kayak bikin tubuh lo punya baseline energy lebih tinggi dibanding kalau lo skip gerakan itu.
Bisa dibilang Five Tibetan Yoga tuh kayak biohacking lawas—orang Tibet udah nemuin cara “nge-charge” energi vital sebelum kita sibuk nyari kopi literan.
Kalau lo mau makin kerasa efeknya, coba kombinasikan:
habis yoga, minum air putih yang agak banyak (bukan kopi duluan),
makan sarapan high-protein dikit (telur, yoghurt, kacang),
baru mulai aktivitas.
Efeknya bisa bikin clarity lebih tahan lama, kayak upgrade “firmware otak”. Kita bedah satu-satu, biar jelas kenapa si Five Tibetan Rites bisa bikin lo kayak dapet power-up.
Rite 1 – Spinning (muter searah jarum jam)
→ Mirip anak kecil main gasing. Gerakan ini merangsang sistem vestibular (alat keseimbangan di telinga dalam). Itu bikin otak lo lebih “alert” dan koordinasi tubuh lebih siap. Kayak pencet tombol ON buat awareness.
Rite 2 – Leg raises (angkat kaki bareng sama kepala)
→ Ini kayak sit-up versi lebih mindful. Fokus ke core & pernapasan. Saat lo tarik napas dalam dan angkat kaki, otot perut ketarik + diafragma kerja lebih optimal. Hasilnya: paru-paru kebuka lebih luas, oksigen masuk lebih banyak. Bonusnya, pencernaan juga kebantu (bye-bye kembung siang hari).
Rite 3 – Camel pose (lutut di lantai, bungkuk ke belakang)
→ Ini backbend yang nge-regangin dada. Efeknya, dada dan paru-paru terbuka, postur tegak, napas lebih lega. Kalau biasanya orang siang-siang nunduk ke layar dan jadi ngantuk, ini gerakan kayak antidote buat itu.
Rite 4 – Tabletop (angkat badan jadi kayak meja)
→ Latihan ini ngeaktifin otot bahu, tangan, core, dan punggung. Tapi yang keren, saat lo angkat dada ke atas, kelenjar tiroid di leher juga “terpijit” halus. Ada teori (semi sains, semi mistis Tibet) bahwa ini bikin metabolisme lebih stabil dan energi lebih konsisten.
Rite 5 – Up dog ke down dog (plank ke bentuk segitiga)
→ Nah ini paling populer di yoga modern. Kombinasi peregangan tulang belakang ke dua arah. Efeknya: aliran darah ke otak naik waktu posisi down dog (kepala di bawah), terus ke jantung paru lagi waktu up dog. Itu kayak pompa alami yang bikin otak lebih segar, fokus lebih tajam.
Kalau dirangkai semua, jadinya semacam mini circuit buat sirkulasi, pernapasan, hormon, dan sistem saraf. Pantesan lo siangan nggak gampang nguap, karena tubuh dari awal udah “tuned in”.
Wednesday, August 27, 2025
Pulang Tapi Nggak Kembali
Awal-awal sih bener. Kita masih sering chat-an. Gue masih bisa curhat panjang, dia masih bales dengan jokes-jokes khasnya. Rasanya kayak nggak ada jarak.
Dia jadi hati-hati banget. Setiap kata yang keluar kayak udah difilter sepuluh kali. Setiap ekspresi dijaga ketat. Dia nggak lagi asal bercanda, nggak lagi spontan. Kayak semua sisi “warna” dirinya ditutup, demi menghindari kejadian buruk terulang.
Gue senyum kecil, lega. Itu cuma secuil momen, tapi gue tahu: koko gue yang dulu masih ada. Nggak seutuh dulu, tapi nggak hilang sepenuhnya juga.
Sunday, August 24, 2025
Curhat VS Menjelekkan
- Fokusnya: menyerang atau merendahkan orang/sesuatu.
- Biasanya pakai kata-kata yang judgemental, kasar, atau penuh asumsi negatif.
- Tujuannya: lebih ke pelampiasan emosi (marah, iri, dendam), bukan mencari solusi.
- Efek ke orang lain: bisa bikin sakit hati, menimbulkan konflik, atau bikin suasana makin panas.
- Fokusnya: menyampaikan apa yang dirasakan/dianggap mengganggu secara jujur.
- Pakai bahasa yang lebih “aku” (misalnya: “Aku merasa kecewa karena …”), bukan menuding (“Kamu emang selalu begini!”).
- Tujuannya: meringankan beban batin, mencari pengertian, atau membuka jalan komunikasi.
- Efek ke orang lain: lebih mungkin dipahami, malah bisa memperbaiki hubungan.
- Ngejelek-jelekin = emosi mentah, nyerang.
- Curhat/uneg-uneg = emosi yang diproses, fokus ke perasaan diri dan situasi.