Sunday, June 8, 2025

Burn the Bridge Or Let It Unused?

"Apakah jembatan yg kita sudah reluctant untuk lewati lagi, sebaiknya dibakar atau dibiarkan unused saja?"

Soal "dibakar atau dibiarkan unused", jawabannya bisa beda tergantung konteks dan situasi emosional lo.

Kalau Dibakar

Kadang kita emang perlu membakar jembatan, terutama kalau jembatan itu ngelewatin ke tempat yang bikin kita terus sakit, trauma, atau stuck. Misalnya:
  • Hubungan toksik.
  • Lingkungan kerja yang ngerusak kesehatan mental.
  • Pola pikir lama yang udah nggak relevan buat versi lo yang sekarang.

Dengan "dibakar", maksudnya lo bikin keputusan yang tegas dan nggak bisa dibalikin. Itu bisa terasa menakutkan, tapi juga sangat melegakan dan membebaskan. Kayak bilang, “Gue udah selesai sama bagian hidup itu, dan gue nggak akan balik lagi ke sana.”

Tapi... penting juga untuk ngebakar dengan kesadaran, bukan karena emosi sesaat. Kalau enggak, nanti bisa jadi penyesalan.

Kalau Dibiarkan Unused

Kadang lebih bijak buat membiarkan jembatan tetap berdiri, walau lo udah nggak mau atau nggak perlu menyeberanginya lagi.
  • Bisa jadi suatu hari lo ingin melihat kembali ke masa itu, dengan perspektif baru.
  • Bisa juga jembatan itu nyambung ke seseorang atau situasi yang mungkin lo perlukan nanti, tapi belum waktunya sekarang.
  • Atau mungkin lo belum sepenuhnya selesai dengan perjalanannya, dan lo cuma butuh waktu buat menjauh dulu.

Intinya, membiarkan jembatan unused bisa jadi bentuk respek ke masa lalu lo, walau lo udah nggak hidup di sana lagi.

Jadi, Pilih yang Mana?

Gue sih percaya:
“Kalau jembatan itu membawa lebih banyak luka daripada pelajaran, mungkin udah waktunya dibakar. Tapi kalau masih ada makna dan lo bisa berdamai, cukup biarkan dia berdiri — sebagai bagian dari lanskap hidup lo.”

No comments: