Tuesday, May 11, 2010

Mencari Pembenaran Diri

Tulisan ini dibuka dengan beberapa dialog.

Dialog 1 ~ Antara gw dengan 'A'

B : Cinta sejati adalah keinginan seseorang membahagiakan orang yang dicintainya apapun alasannya, sementara cinta birahi adalah keinginan memiliki seseorang apapun alasannya. Betul ga?

A : Betul...

B : Jadi kalo cinta loe adalah cinta sejati, harusnya loe senang kalo pacar loe misalnya nikah sama sahabat baik loe, khan dia telah menemukan pasangan yang lebih baik dan akan lebih bahagia...

A : (Segera menanyakan "kalo istri loe kawin sama orang lain, loe marah ga?", seolah mencari pembenaran atas perasaannya dan menyangkal hal yang sebelumnya disetujuinya)

**********

Dialog 2 ~ Antara 'B' dan 'P'

P : Saya telah berselingkuh... Apakah hal ini merupakan masalah?

B : Kalau bukan masalah, Anda tidak akan menelpon saya...

*********

Kesimpulan :

Manusia cenderung mencari pembenaran dari teman2, kerabat, keluarga, dan para ahli untuk mencari dukungan untuk membenarkan hal yang dianggapnya "benar", padahal hati kecilnya tahu dan setuju kalau itu salah. Seakan mencari bala bantuan untuk memerangi hati kecilnya sendiri...

Manusia lebih senang mengingkari hati kecilnya yang dengan polos menunjuk salah-benar secara blak-blakan supaya ia dibenarkan terus.

Manusia lebih senang menutupi boroknya sampai busuk ketimbang perih sebentar selama diobati.

Sesungguhnya Anda sudah tahu apa yang tepat dan tidak tepat di dasar hati Adna yang paling dalam, namun pengetahuan itu terhalang ole keinginan egois dan mau memang sendiri. Andai saja setiap orang berhenti mencari pembenaran dari luar dan bersedia duduk sebentar mendengarkan suara hatinya...

PS : Saya jadi ingat kata seorang teman yang mengatakan kalau orang pada umumnya tidak bisa duduk tenang walau sesaat, karena ketika ia diam, hatinya mulai menunjuk-nunjuk siapa dia sebenarnya...

No comments: