Friday, February 25, 2011

Important Things

Jangan menangis lihatlah di sana
Sesuatu yang penting yang tak tergantikan
Kalau pejamkan mata kan tercermin di langit malam
Kenang-kenangan yang manis

Sakurapun gugur kembali di perjalanan itu
Walau harus kualirkan air mata kepergian 
Air mata pun gugur kembali di saat itu
Ada kita yang tertawa bersama



Jangan menangis lihatlah di sana
Orang yang penting yang memeluk dirimu
Satu demi satu air mata yang mengalir
Jangan lupakan penyebabnya

Terhadap keramahan orang yang hangat
Dapatkah aku menjawabnya?
Di saat selesainya perjalanan ini
Jawabannya mungkin akan muncul

Di bawah langit ini kita memandang bintang yang sama lalu khawatir
Sambil tetap menggenggam mimpi kita saling menangis, tertawa, membantu dan terus percaya

Sakurapun gugur kembali di perjalanan itu
Walau harus kualirkan air mata kepergian 
Air mata pun gugur kembali di saat itu
Ada kita yang tertawa bersama

Walau hari-hari yang berganti membawa warna keresahan kepada kita
Sekarangpun kita tak tersaput dan jadikan kemauan sebagai penunjuk jalan

Di bawah langit ini…
Di bawah langit ini sesuatu yang penting yang tak tergantikan

Terjemahan lagu "Taisetsuna Mono" by "Road of Major"

Thursday, February 24, 2011

Lucia's Theme

Ketika aku sendiri,
mataku seakan buta, aku tahu.
Langit menyala biru dengan elegannya,
aku tidak menyadarinya.

Ketika aku sendiri,
hatiku seperti es, begitu dingin.
Angin membisikkan melodi lembut,
aku tidak menyadarinya.



Pandanglah mataku,
dan kehangatan untuk hatiku,
cintamu sedemikiannya bagiku.

Mendekatlah sekarang,
dan topanglah sandaranku,
menuju cinta yang menyembuhkan lukaku.

Ketika jantung kita berdetak seirama,
ada keajaiban dalam senyummu,
seakan tidak ada yang tidak bisa kita lakukan.

Dan di dalam pelukan hangatmu,
hatiku akan menemukan tempat.
Bahkan dari jauh,
cinta kita akan selamanya menjadi takdir.

Terjemahan lagu "Lucia's Theme"

Gentle Hands

*
Ditarik oleh tangan dingin yang tak terlihat,
aku melewati waktu seperti ia mengalir dalam keabadian.
Ketika matamu melihat ke kejauhan yang membingungkan,
apa yang terungkap bagi mereka, aku tidak dapat melihatnya.

Saat cahaya bulan menyinari jariku yang pahit dan dingin.
Air mataku yang membeku mulai mengalir kembali.
Aku memandang langit, yang jauh dari mimpi,
ia selalu merangkulku di dalam pandangannya.



Tanpa takut aku mengulurkan tanganku ke dalam kegelapan.
Aku berada di titik dimana aku tidak bisa kembali lagi.
Jika saja aku benar2 menyadari orang seperti apa aku ini,
yang terkubur dalam di dalam memoriku.

**
Aku masih ingin percaya bahwa kamu akan kembali padaku,
sampai kamu dan aku, bersama di tempat ini.
Aku masih ingin merasakan hingga akhir waktu,
sentuhanmu yang lembut dan penuh kasih di wajahku.

Terperangkap di sangkar kaca,
rasa sakit tertahan dalam malam yang dingin.
Dari kejauhan kegelapan tanpa batas,
pasti akan selalu ada secercah cahaya.

Aku tahu cahaya abadimu,
akan memelukku di kehangatan keabadian.
Ketika aku berusaha lari dari pahitnya kenyataan,
aku kehilangan pandangan akan hal terpenting bagiku.

**

*

Apa yang terungkap bagi mereka, aku tidak dapat melihatnya.

Terjemahan lagu "Gentle Hands" by "Tomoyo Mitani"

Small of Two Pieces

Berlari melewati dinginnya malam,
ketika semangat berkobar di hatimu.
Bersiap untuk bertarung, sebuah pisau digenggam erat di sisimu,
Seperti serigala yang penuh kebanggan, sendirian dalam kegelapan,
dengan mata yang memandang dunia,
dan namaku bagaikan bayang2
pada permukaan bulan.

Reff :
Pecahan cermin, memantulkan jutaan nuansa cahaya,
gema lamapun memudar,
tetapi hanya kamu dan aku
yang dapat menemukan jawabnya
dan kita akan berlari ke ujung dunia,
kita dapat berlari ke ujung dunia.



Api yang dingin mencengkram hatiku
di kesedihan malam.
Terkoyak oleh kepedihan ini, aku melukis namamu dalam suara.
Dan gadis fajar dengan mata yang biru, dan sayap malaikat,
nyanyian sang waktu adalah satu2nya mahkotanya.

Reff

Kita bertemu di kabut pagi,
dan berpisah di kedalaman malam.
Pedang yang rusak dan perisai, dan air mata yang tidak pernah jatuh,
tetapi mengalir di hati,
tersapu oleh air yang paling gelap.
Dunia ini damai dan tenang.

Reff

Uninstall

Dahulu, realitas terbesar mendatangi kita dari tempat yang jauh,
Datang hanya untuk menertawakan keberadaan kita yang naif.
Bahkan jika aku menutup telingaku, aku tetap dibingungkan dengan kebenaran yang menyelinap melalui tanganku.
Dimana di dalam tubuh kecil ini aku dapat menemukan kekuatan untuk tetap berdiri?

Reff :
Uninstall, uninstall.
Aku diberitahu bahwa aku hanyalah satu dari sekian banyak debu di planet ini,
Tetapi hal itu merupakan sesuatu yang belum dapat kumengerti.
Uninstall, uninstall.
Aku tidak mempunyai pilihan selain berpura-pura,
Menjadi prajurit yang tidak mengenal takut. Uninstall.



Pikiran kita menjadi semakin tajam tanpa kita sadari.
Ketika aku membuka mataku, menyadari keberadaan kekosongan di bawah ranjangku,
Aku tidak merasakan apapun,
Selain keinginan untuk menghancurkan segalanya.
Ketika aku bahkan tidak bisa memilih waktu kepergianku…

Uninstall, uninstall.
Jika tidak ada orang yang dapat mengantikanku,
Maka aku akan mengambil semua hari-hari itu dan…
Uninstall, uninstall.
Hal itu membuatku ingin mengakhiri segalanya dengan tanganku.
Bukanlah hal yang buruk untuk uninstall.

Reff

Terjemahan lagu "Uninstall" by "Chiaki Ishikawa"

Wednesday, February 9, 2011

Efek kesehatan dari pikiran negatif

Dr. Masaru Emoto San dalam bukunya (Efek kesehatan dari pikiran negatif).

Jika sering membiarkan diri kita stress maka kita akan 'mengalami gangguan pencernaan.
Jika sering khawatir, kita bisa terkena sakit punggung.

Jika mudah tersinggung maka kita akan terkena insomnia (susah tidur).

Jika sering kebingungan, akan terkena sakit tulang belakang bagian bawah.

Jika sering membiarkan rasa takut yg berlebihan, akan mudah terkena penyakit ginjal.
Jika suka cemas akan diikuti sakit dyspepsia (sulit mencerna).

Jika suka marah bisa sakit hepatitis.
Jika sering apatis/acuh terhadap lingkungan, bisa mengakibatkan vitalitas melemah.

Jika sering tidak sabar, bisa mengakibatkan diabetes (sakit gula).

Jika sering merasa kesepian, bisa mengakibatkan sakit demensia senelis (memori & kontrol fungsi tubuh berkurang).

Jika sering bersedih, bisa menderita leukemia.

Maka dari itu hati yg gembira dan selalu "Positive Thinking" adalah OBAT KESEMBUHAN BATIN ♥ yang TERBAIK!!

From : Philipus Martin

Tuesday, February 8, 2011

Ujian

Pembicaraan gw dengan seorang teman berinisial "EL".

EL : Akhirnya gw bebas juga... Sudah lulus kuliah dan nggak ada ujian lagi...
Gw : Tapi diluar sana ujian hidup masih menantimu...

Saturday, February 5, 2011

Pria di Samping Jendela

Setiap orang pasti bisa membayangkan bagaimana kondisi suatu rumah sakit. Hanya deretan bangsal yang tersusun dengan rapih, dan beberapa ruang khusus untuk menyimpan obat, dokumen, ataupun keperluan standar rumah sakit lainnya. Di suatu bangsal yang tidak berbeda dari bangsal-bangsal lainnya, terdapatlah 2 orang tua yang saling berbagi ruang untuk waktu yang lumayan lama. Maklum saja, tubuh orang tua tidak lagi sesehat dan segagah sewaktu mereka masih muda. Salah seorang dari mereka berdiam di samping jendela. Ia pria yang menyenangkan, bahkan di hari tuanya, ia masih mampu berbagi senyum dan cerita pada setiap orang, sehingga hari-hari yang kedua orang itu lalui jadi tidak pernah membosankan.

Tanpa disadari, mereka telah menjadi teman baik. Pria di samping jendela itu seringkali memberi semangat ketika hati sahabat sekamarnya sedih. Kadang bagi kaum muda, orang yang sudah tua itu hanyalah beban, sehingga tidak heran kalau sebenarnya orang-orang tua di rumah sakit itu seakan dibuang oleh keluarga mereka, dan nyaris tidak pernah ditengok lagi. Ketika ia menceritakan semua itu pada pria di samping jendela, pria itu hanya tertawa. Ia mengerti sepenuhnya perasaan teman sekamarnya itu, namun tidak akan ada gunanya jika ia ikut bersedih dan meratapi nasib. “Maukah kau tahu apa yang aku lihat di balik jendela itu?” Ia berusaha menghibur sahabatnya. Karena didorong rasa penasaran, pria yang bersedih itu mengiyakan saja tawaran temannya.



Mulailah babak baru di dalam hari-hari mereka berdua. Pria di samping jendela selalu menceritakan dengan nada ceria segala sesuatu yang ia lihat di balik jendela. Bagaimana para staff menghabiskan waktu senggang mereka, bagaimana para pasien muda justru menemukan cinta mereka di rumah sakit kecil itu, dan bagaimana para pasien yang sudah kuat melakukan olahraga ringan. Semua cerita itu mengalir begitu saja dari bibir keriput pria itu. Sahabatnya hanya mendegarkan dengan bahagia dan antusias semua cerita temannya, seakan ia sendiri yang menjadi bagian dari semua adegan di balik jendela. Ketika ia semakin terhibur dengan semua itu, iapun dapat dengan mudah melupakan semua masalahnya. Ia menemukan kembali semangat hidup, dan keadaannya berangsur-angsur semakin pulih.

Pikiran manusia seringkali tidak dapat dikendalikan. Kita tidak dapat menebak kapan pikiran jahat muncul, dan kapan pikiran baik tenggelam. Yang menjadi permasalahan, apakah kita dapat melawan pikiran jahat yang muncul itu, atau pasrah saja? Sayangnya rasa cemburu telah menguasai pria yang berada di tengah ruangan bangsal. Setiap hari ia mulai berpikir, ‘Mengapa bukan aku yang berada di samping jendela?’ Pikiran kuat itu mulai mencengkram dan menggerogotinya. Ia tidak lagi mau berbicara, dan keadaannya semakin melemah setiap hari. Dokter, perawat, bahkan teman sekamarnyapun tidak mengetahui pasti, mengapa orang yang sudah mulai pulih itu tiba2 drop lagi?

Malam tiba. Tidak seorangpun tahu apa yang mungkin terjadi di tengah malam. Bencana! Saluran pernafasan pria di samping jendela itu tersumbat. Ia hanya mampu meronta-ronta, berusaha memberi sinyal kepada sahabatnya. Sahabatnya sebenarnya tahu, tapi ia mulai kembali berpikir, ‘Mengapa bukan aku yang berada di samping jendela itu? Kalau saja... kalau saja aku...’ Ia mengeraskan hati dan memutuskan membiarkan saja sahabatnya.

Pagi hari, semua dokter dan perawat terkejut melihat keadaan pria tua yang ceria itu. Siapa yang sangka, orang kemarin masih berbagi senyum dengan mereka, tiba-tiba saja sudah tiada. Semua orang bersedih... Dalam hati, pria yang sebelumnya berada di tengah ruang-pun sebenarnya bersedih... Tapi, ah... Lebih baik sekarang ia merayakan saja kemenangannya. Ia meminta dipindahkan ke samping jendela, tempat sahabatnya dahulu.

Pada akhirnya ia memahami sesuatu. Sahabatnya hanya berusaha menyenangkannya saja dengan mengarang semua cerita indah yang mengalihkannya dari semua permasalahan. Ia hanya duduk terdiam di samping jendela, yang ternyata berhadapan dengan tembok. Sekarang ia hanya mampu menatap ke dalam keputus-asaan dan kekosongan tiada akhir, tanpa kehadiran sahabat maupun cerita indahnya.

Thursday, February 3, 2011

Happy Chinese New Year



May this Chinese New Year blossom into all that your heart desires...

Gong Xi Fa Cai...