Monday, March 29, 2010

Apakah Kamu Sangat Mencintainya?

Apakah kamu sangat mencintai seseorang,

Sehingga kamu dapat mencintainya :
Karena ia bukan siapa-siapa?
Karena ia adalah dirinya sendiri?
Karena ia sebagaimana ia ada?

Sekalipun ia :
Adalah sampah?
Seorang penjahat?
Kawin lari dengan sahabatmu?

Sehingga kamu sanggup :
Merelakannya pergi?
Menegurnya saat ia bersalah?
Menamparnya untuk kebaikannya?

Friday, March 26, 2010

Surat Untuk Sahabat : Everything Changing

Hanya di dalam kesunyian dan kesendirianlah,
seseorang dapat menemui dirinya sendiri,
dan menyadari apa yang sulit disadari.

Waktu aku sendiri aku menulis ini.

Tak terasa sudah setahun sejak hari itu,
waktu itulah kamu yang mengajakku ke tempat ini.
Kalian menunjukkan kehangatan dan kekeluargaan yang belum pernah aku rasakan selama ini, sehingga dengan sadar aku ingin melangkah ke tempat ini dan menjadi bagian dari kalian.

Hei! Ingatkah kamu?
Saat itu kamu bilang kamu masih belum puas berada disini, sehingga kamu sempat ingin menambah waktu belajarmu yang seharusnya sudah selesai...
Saat itu kamu mengatakan kalau kamupun ingin berada disini karena tempat ini tempat yang nyaman...

Aku tidak tahu sama sekali. Sebenarnya apa sih yang dulu kamu alami? Sampai2 kamu segitu inginnya berada disini?
Rasanya hari yang telah lewat setahun itu baru kemarin.

Waktu itu ada seseorang yang menanyakan,
"Adakah teman dekat yang kalian miliki diluar tempat ini?"
Dengan polosnya aku menjawab,
"Banyak..."

Memang tidak salah jawabanku itu,
tapi rasanya kok tidak tepat juga yah?
Ternyata memang kalian semua sudah menjadi bagian dari hidupku...

Rasanya seperti baru kemarin kamu mengungkapkan,
betapa inginnya kamu berada di tempat ini...
Tapi hari ini aku baru tahu,
ternyata tempat ini sudah berubah dari apa yang kamu kenal...

Padahal karena campur tangan kamu jugalah,
aku menjadi bagian dari tempat ini...
Tapi sekarang kamu pergi begitu saja...

Aku sedikit kecewa sih,
tapi apa mau dikata,
segala sesuatu terus berubah,
tempat ini maupun kamu...
Seandainya saja kamu mau bertahan sedikit lebih lama...

Tapi tak apa...
Aku tidak punya 1000 tangan,
untuk dapat mengerjakan banyak hal.
Aku tidak punya 1000 mata,
untuk memperhatikan mereka satu persatu.
Tapi semoga saja,
dengan modal semangat dan memori yang kamu tinggalkan,
aku bisa membuat tempat ini menjadi lebih baik,
seperti tempat yang kamu kenal dulu...

Semoga kamu kuat untuk melangkah di jalan barumu,
doaku senantiasa menyertaimu...

Jika kamu merasa tersesat suatu hari nanti,
ingatlah tempat ini juga masih merupakan rumahmu dan selalu menjadi keluargamu...

Changing

Everything constantly changes
Every little phenomena is like :

Building built by the sand
Painting in the surface of water
Flashing autumn wind

Within this flow of change
May everyone can find their personal happiness...

Tuesday, March 23, 2010

Agama Bagaikan Obat

Pembicaraan dengan seorang teman berinisial "PS" saat sedang outing program bersama BNEC di Anyer...

B : Orang sakit flu mesti minum obat flu, orang batuk mesti minum obat batuk. Agama itu seperti obat, setiap orang yang punya "penyakit" berbeda mesti minum "obat" berbeda juga...

PS : Makanya ada macam2 agama yah, karena pola pikir dan kondisi setiap orang berbeda...

B : Yap! Biarpun ada beragam agama, tapi tujuannya satu, yaitu "kesembuhan". Mungkin pada awalnya terasa sangat berbeda, tapi semakin lama dan semkin kedalam, justru kita semakin banyak menemukan persamaannya...

PS : Bagaimana supaya kita tahu bahwa suatu agama cocok untuk seseorang?

B : Dengan melihat kondisi orang itu "before and after". pertama-tama, apakah setelah menganut suatu agama, orang itu mendapat ketenangan bathin atau malah penuh ketakutan dan kekacauan? Kemudian, apakah dia semakin penuh kasih atau semakin penuh kebencian? dan apakah dia semakin bijaksana atau semakin tidak dapat berpikir jernih?

B : Jika dia semakin tenang, mengasihi dan bijaksana, maka agama itu cocok buat dia. Tapi jika ia semakin kacau, penuh kebencian, dan tidak dapat berpikir jernih, maka agama itu tidak cocok buat dia.

Sunday, March 14, 2010

Siapa yang Perlu?

Orang sehat tidak butuh obat, tapi orang sakit yang perlu...
Orang pandai tidak perlu belajar, tapi orang bodoh yang perlu...
Orang saleh tidak perlu berdoa, tapi orang pendosa yang perlu...
Orang tenang tidak perlu meditasi, tapi orang kalut yang perlu...

Tebu dan Bambu

Konon seorang guru dapat mengajar dalam 3 bentuk, yaitu secara langsung, lewat perbuatannya, dan dengan bahasa simbol. Ada suatu simbolisme yang saya temukan dan cukup menarik, yaitu bambu dan tebu. Apa sih makna bambu dan tebu? semua orang sering melihat bambu dan memakan tebu, lantas apa istimewanya? Ternyata semakin sering kita melihat alam, semakin sering pula kita akan mendapat pelajaran tersirat darinya.

Lihatlah bambu, saat masih muda, ia begitu lunak dan enak untuk dikonsumsi (rebung). Tapi semakin tua, sudah keras, dalamnya kopong pula...

Sekarang lihatlah tebu, saat masih muda, ia begitu keras dan tidak ada rasanya. Tapi semakin tua, ia malah semakin lembut dan manis rasanya.

Bambu ibarat kehidupan duniawi, dan tebu itu ibarat kehidupan spiritual. Pada awalnya, kehidupan duniawi begitu manis dan nyaman. Tetapi, semakin kita terjun jauh terlibat dalam hal2 duniawi, justru ia semakin hambar dan tidak berguna... Sementara kehidupan spiritual, pada awalnya kita akan menemukan berbagai kesulitan dalam menempuhnya, tapi semakin lama, justru kehidupan spiritual akan berbuah semakin manis.

Jadi, apaka saya bermaksud mengatakan sebaiknya kita menempuh kehidupan spiritual saja? Tidak demikian. Tapi saya mendorong setiap orang untuk menjalankan keduanya sekaligus tanpa membuang / mengabaikan yang lainnya, agar keduanya dapat saling melengkapi. Ketika kehidupan spiritual begitu sulit ditempuh, maka anda bisa disokong oleh kehidupan duniawi Anda. Namun saat kehidupan duaniawi begitu membosankan dan rasanya sudah hambar, kita akan disokong oleh kehidupan spiritual kita. Dengan menjalankan keduanya, hidup akan semakin bermakna dan kita akan selalu mempunyai tujuan hidup.

Wednesday, March 10, 2010

Tidak Tertahankan (Nan Yi Kang Ju)

Hidup ini selalu penuh masalah
Lautan kehidupan manusia sungguh merupakan kekacauan
Sudahkah kita lupa mengapa kita saling membutuhkan?
Bahkan pengembara juga lupa apa itu ketakutan

Merindukan masa lalu tanpa bisa kembali kesana
Sayangnya nasib menggariskan kita untuk berpisah dan bertemu berulang kali
Dalam menghadapi naik-turunnya kehidupan, apakah yang harus kita lakukan?
Cinta, hal ini selalu tidak tertahankan…

Datang dan pergi, ada ketakutan dan keraguan disitu
Berangkat dan tinggal selalu berselang
Selalu ada keengganan, baik pagi maupun malam
Ada masa-masa susah, ada kebaikan dan kepahitan dalam hidup
Lewat naik-turunnya kehidupan, kita menemukan jalan menuju puncak

Nyata dan palsu, terlalu banyak yang berjanji “sehidup semati”
Baik atau buruk, banyak yang ingin tetap tinggal namun tidak dapat
Sekali lagi timbul keengganan setiap pagi dan malam
Ada masa-masa susah, ada kebaikan dan kepahitan dalam hidup
Cinta dan kebencian terus berganti
Tanpa bisa ditahan…




Terjemahan lagu "Nan Yi Kang Ju" By Emil Chou

Tuesday, March 9, 2010

Baik atau Buruk?

Tanpa udara api tidak bisa eksis,
karena udara api menjadi padam.
Setiap orang bisa mematahkan ranting,
tapi siapa juga yang bisa menyambungnya kembali?

Tanpa ambisi manusia tidak bisa hidup.
karena ambisi pula manusia tidak bisa bahagia.
Setiap orang bisa merusak dengan mudah,
tapi siapa juga yang bisa memulihkan yang sudah rusak?


Nanti Baru Bahagia... Ngga Mungkin Sekarang!

Percakapan dengan seseorang berinisial "S"

S : Kamu kalau senyum jadi lain de... Auranya jadi beda...

B : Aku juga kalo diluar lebih banyak senyum kok... Makanya kalo mau aku sering senyum, bikin aku punya mindset, kalo ketemu S itu menyenangkan... Kemaren aja aku baru dateng udah dicari-cari kesalahannya...

S : Nanti de, kalo aku tenang baru jadi baik...

B : Mau denger cerita?

***

Ada orang yang semasa remajanya cuma kenal belajar dan kerja keras. Ia tidak pernah mau 'membuang-buang' waktunya bersama teman2nya. Suatu kali ia ditanya : "Kapan kamu mau bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah bekerja dan dapat gaji besar, baru aku mau bersenang-senang..."

Ketika orang itu sudah dewasa, bekerja, dan punya gaji yang terhitung besar, ia masih saja bekerja tanpa henti. Tidak ada waktu yang boleh terbuang bersama teman2 dan keluarganya. Ia kembali ditanya, "Kapan kamu punya waktu luang untuk bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah punya rumah, mobil mewah, dan perusahaan sendiri, aku baru mau meluangkan waktuku..."

Kembali, orang itu kemudian memiliki rumah, mobil mewah, dan perusahaan pribadi. Tapi lagi2 ia masih belum memiliki waktu luang. "Kapan kamu mau bersenang-senang?" "Nanti, kalau aku sudah pensiun, baru aku mau bersenang-senang..."

Ketika orang itu sudah pensiun, ternyata ia tetap memiliki kesibukan barunya... Ia banyak menghabiskan waktunya di tempat ibadah, dan aktif dalam kepengurusan organisasinya. Untuk kesekian kalinya, ia kembali ditanya, "Kapan kamu mau bahagia?" "Nanti, kalau saya sudah mati, saya akan bahagia di surga..."

***

S : Jadi, orang itu ngga pernah bahagia selama hidupnya?

B : Orang mau berbuat apapun, ngga perlu tunggu nanti2... Kalau begitu, ngga akan ada habisnya. Kalau mau berbuat sesuatu, lakukan sekarang. Mau baik jangan tunggu tenang, mau bahagia juga bsia kapan aja...

S : Tapi terlalu banyak tekanan dalam hidup...

====================

Di lain waktu, kembali terjadi pembicaraan dengan "s"

S : Insomnianya kumat lagi nih...

B : Tau sakit, dikasih obatnya tapi nggak mau menjalankan...

S : Maksudnya apa, ngomong ngga ada juntrungan!!! Meditasi? Hipnoterapi? Loe kalo udah suka sama pengobatan jadi fanatik... Nanti, kalau pikiran gw udah tenang! Baru mau jalanin! Gituan kan musti diresapin!!!

====================

Hidup tidak pernah lepas dari tekanan. Satu2nya tempat dimana tidak ada beban adalah kuburan! Selama hidup, orang terus membawa tekanan dari hari ke hari.

Orang kaya punya tekanannya sendiri,
orang miskin punya tekanannya sendiri,

Pekerja punya bebannya sendiri,
pengguran punya bebannya sendiri,

Beban tidak pernah bisa dilepas selama hidup! Ia hanya berubah bentuk dari satu ke lainnya, tapi tidak dengan beratnya. Adakah tekanan yang dihadapi orang kaya lebih kecil dari orang miskin? Adakah tekanan yang dihadapi pekerja lebih kecil dari pengangguran? Mungkin ada yang merasa demikian, tapi pada akhirnya, permasalahan yang dihadapi oleh orang dari golongan manapun sama beratnya. Hanya kita saja yang sulit mengerti realita ini karena kita tidak mengalaminya sendiri. Buktinya menurut survey, obat yang paling laku saat ini adalah obat tidur! Inilah realita yang dihadapi oleh mereka yang tidak bisa melepas beban walau sesaat!

Dengan mengetahui bahwa tidak mungkin menghilangkan beban hidup, jadilah orang yang bahagia sekarang juga! Apakah mungkin matahari bersinar saat hujan? Mungkinkah seseorang tersenyum bahagia saat membawa-bawa beban? Tidak mudah, tapi tidak mustahil!

Bukan berapa besar masalah itu ada, tetapi berapa lama kita telah menanggungnya... Lepaskanlah masalah itu sejenak... agar kita kuat menopangnya kembali... Sejenak saja...

Semoga pengalaman nyata yang saya bagi ini boleh membawa manfaat seluas-luasnya.

Monday, March 1, 2010

Cara Menjaga Hubungan Baik Dengan Siapapun

Dialog pembuka artikel ini, yang terjadi antara teman berinisial "C" dgn gw.

C : Kok loe bisa tenang yah menghadapi kelakuan dia? kok kalo gw rada2 ngga bisa nahan emosi loh ngeliatnya? tadi aja hampir2 gw bentak dia... Gimana yah biar gw ngga emosian? soalnya nyokap gw aja udah bilang,

B : Gini2, denger yah kata2 gw... Untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan siapapun, dan cara agar loe bisa menahan emosi secara alamiah, ingatlah pada 3 hal ini; suppression, tolerance, dan professionalism.

C : Maksud dari ketiga hal itu?

***

Yap, artikel ini akan berbicara tentang ke-3 hal yang gw sebutkan sebelumnya. Artikel ini gw tulis berdasarkan pembicaraan gw dgn "C", dan karena gw anggap pembicaraan ini baik untuk dibaca oleh banyak orang, maka gw tuliskan dalam blog ini.

Langsung saja yah...

Pertama, suppression. Suppression berarti menekan. Apa pula yang harus ditekan? Yaitu ungkapan emosi kita. Ini hal dasar yang sangat penting dalam berhubungan dengan siapapun. Anda tidak mungkin kan begitu bertemu orang lantas mulai mengomentari cara berpakaiannya yang buruk dan caranya berdandan? Atau jika ada yang melakukan sedikit kesalahan, lantas Anda langsung saja memakinya atau menjotosnya di depan umum? Anda tidak bisa serta-merta mengungkapkan segala kekesalan Anda pada semua orang. Orang yang tidak bisa menahan diri untuk segera memarahi orang lain dalam bentuk apapun, saya berani jamin, orang itu pasti tidak dapat memiliki teman dekat, atau mungkin orang itu mengalami kerusakan bagian otak yang memang mengatur suppression ini (contohnya pada kasus pengguna narkoba). Anda harus bisa menahannya, sekalipun dengan hati yang panas. Kalau begitu, apakah tidak "berbahaya"? Tentu hal ini berbahaya jika tidak dilanjutkan dengan langkah kedua nanti...

Kedua, tolerance. Toleransi disini bukannya Anda harus bisa mengerti dan memaklumi setiap kesalahan yang orang lain lakukan tanpa pernah menegurnya. Toleransi disini berarti Anda mencoba menempatkan diri Anda pada posisinya, sambil mempertimbangkan 'kapasitas' orang tersebut. Ada orang yang memiliki kapasitas besar dalam banyak hal, misalnya saja berpikir dan mengambil keputusan, ada yang tidak. Coba Anda bayakngkan jika Anda berada di posisi orang yang bersangkutan. Jika itu Anda, tindakan apa yang dapat Anda lakukan? Sekiranya Anda di posisinya dan tidak dapat melakukan sesuatu apapun, Anda tidak berhak memarahinya, karena Anda juga tidak lebih baik darinya. Jika Anda merasa seharusnya ia dapat melakukan sesuatu namun kenyataannya tidak ia lakukan, pertimbangkanlah kapasitas berpikir dan pengambilan keputusannya. Bisa saja hal yang menurut Anda mudah tidak terlintas sedikitpun di kepalanya. Janganlah berpikir, "Kok begitu saja tidak kepikiran sih???" Karena sekali lagi, kapasitas orang berbeda-beda. Jika demikian kasusnya, nasihatilah ia baik2 dengan rasa kekeluargaan, saat situasi hati Anda sudah membaik. Jika hati masih panas, lebih baik menunda dahulu. Jika seseorang dinasihati dengan baik2, nasihat Anda akan mudah masuk ke kepalanya dan diterima di hatinya, dan lama2, nasihat Anda akan berpengaruh memperluas kapasitas orang tersebut. Tapi, jika kasusnya orang tersebut sudah sering mengulangi kesalahan dan tidak mengerti dengan nasihat baik2, sudah seharusnya Anda menegurnya agak keras. Ingatlah satu hal, tidak ada seorangpun yang tidak ingin kesalahannya ditutupi. Selama kesalahan seseorang ada di dalam batas toleransi, dapat ditutupi, apalagi jika orang itu tahu berterima kasih, dan bisa beajar dari kesalahannya, lakukanlah. Sebab suatu saat nanti, jika giliran Anda melakukan kesalahan, mungkin sekali teman2 Anda yang akan maju membela Anda pertama kali. Tapi jika Anda enggan menutupi kesalahan2 kecil, maka ketika Anda melakukan kesalahan, pikirkan berapa banyak telunjuk yang akan menghakimi Anda. Sekali lagi, lakukan jika orang itu tahu berterima kasih dengan belajar dari kesalahannya, dan kesalahannya memang dapat ditutupi. Jika tidak, biarkan mereka menanggung akibat perbuatan mereka sendiri. Terkadang tamparan bisa jadi bentuk kasih sayang. Hanya pengalaman yang bisa mengajarkan Anda kapan menggunakan belaian atau tamparan.

Yang ketiga, profesionalism. Dunia ini panggung sandiwara, Anda memainkan banyak peran dan pekerjaan Anda bukan hanya di kantor saja. Ketika Anda dikantor, Anda bekerja sebagai karyawan, ketika di rumah dengan istri, Anda bekerja sebagai suami, ketika bersama anak, Anda bekerja sebagai ayah. Jangan Anda pikir pekerjaan sebagai keluarga dan teman tidak seserius pekerjaan di kantor! Bayangkan Anda menjalankan 2 proyek sekaligus. Mungkinkah Anda membawa masalah dari proyek yang satu ke proyek lainnya tanpa membuat salah satu atau kedua proyek itu hancur? Jadi, masalah di kantor jangan dibawa ke rumah, masalah dengan satu teman jangan dibawa ke teman lainnya (kecuali sekedar curhat), masalah rumah juga jangan dibawa ke kantor. Pisahkan hal yang satu dengan hal lainnya yang tidak menunjang, lakoni setiap peran Anda dengan profesionalitas penuh, dan ketahuilah kapan, dimana, dan bagaimana Anda harus bertindak. Umumnya peran seseorang terbagi dalam 4 bagian besar, yaitu sebagai pekerja, sebagai teman, sebagai keluarga, dan sebagai Anda secara pribadi. Rasanya tidak terlalu sulit menjalankan ke-4 proyek ini selama Anda enjoy2 saja.

Demikian 3 hal yang harus dijaga untuk mempertahankan hubungan yang baik. Semoga bermanfaat.