Sunday, June 27, 2010

Song of Friendship

Be with you in this place,
Are the most precious moment in my life.
Rain pouring over our heart,
Reaching the deepest part in it.
Yes, I wanna be your friend forever.

Day after day passed,
Every time I recall those memories,
Vividly I see, it's not a dream.
Reality that we face, whatever it is,
You and I still live under the same sky.

Valiantly, we have to grow,
In the flowing time we cannot fight against.
Carrying the responsibility to be adult,
Keeping the memories of childhood buried.
Yet, the days we've passed shall remain.

Go! We cannot turning back,
All of us shall walk on different path.
Vast this world, full with memories,
I'll remember that days with you,
Nailed within my heart always.

As we walk our own way,
Let our kindness not tainted,
Bring the hope we've used to share!
Every stepping we take on,
Roaming a success story.
Tell me, we'll always keep this innocent world of us.

Journey of us shall continue,
Open thousands of possibility.
Sing this song of friendship,
Every time as long as the sky connecting us.

Saturday, June 26, 2010

Twitter ~Over Capacity~

Hai para pembaca! Apakah pembaca semua punya akun twitter? Ayo dong... Masa sih hari gini nggak punya akun di social network yang populer ini? Yah, meskipun nomer 2 dari Facebook, tapi tetap saja twitter ini telah memiliki banyak penggemar dari seluruh dunia. Bahkan di Indonesia, artis-artis juga banyak yang punya akun twitter (sekaligus menerima banyak masalah karena posting mereka yang tidak pikir panjang di twitter...) loh! Yah, karena hari ini saya akan banyak membahas masalah pada twitter, makanya saya juga harus sedikit mempromosikan web ini sebagai gantinya... Haha...

Bagi yang belum punya akun twitter, bisa daftar disini : http://twitter.com/
Bagi yang belum tahu apa itu twitter, silahkan buka : http://id.wikipedia.org/wiki/Twitter

Bagi yang sudah punya akun twitter dan rutin menggunakan situs jejaring sosial ini, pernah gak sih, sewaktu kalian ingin mengakses web ini, lantas yang keluar malah gambar paus yang lebih dikenal sebagai “fail whale” itu? Menurut kalian, apa sih maksudnya gambar itu? Jangan-jangan twitter bangkrut? Jangan-jangan internet saya down? Jangan-jangan... Sebaiknya kalian tidak berasumsi dahulu, sebenarnya kalau kalian-kalian sampai melihat gambar paus itu, berarti masalah bukan pada kalian, malainkan pada server twitter-nya...



(Gambar Fail Whale yang Populer itu...)

Lho? Kok bisa? Kenapa facebook yang notabane lebih besar, lebih populer, dan lebih banyak penggunanya tidak pernah mengalami hal seperti ini?

Masalah facebook akan saya bahas di lain kesempatan saja yah... Mari sekarang kita lihat, sebenarnya apa dan bagaimana sih proses internal di dalam twitter itu sendiri untuk dapat menjawab masalah “fail whale” itu...

Pada awalnya, sekitar tahun 2007-2008, Twitter menggunakan persistent queue server yang benama ‘Starling’, yang menggunakan bahasa pemrograman ‘Ruby’. Software Starling ini berguna untuk mengatur queue / antrian user yang ingin mengakses server twitter ini. Dan pada awalnya, semua akses dapat di-hadle dengan mudah. Tapi, kepopuleran website Twitter tiba-tiba melonjak dengan sangat drastis sekali... Terkesan melebih-lebihkan? Saya rasa tidak dengan adanya fakta user yang mendaftar meningkat sampai 1.500% (Seribu lima ratus persen) dan jumlah staff yang bekerja di kantor Twitter sendiri mengalami peningkatan sampai 500%. Selain itu, Twitter juga penggunaan teknologi API (Application Programming Interface) yang memungkinkan Twitter berintegrasi dengan aplikasi luar dan servis yang disediakan web lain, sehingga diluar sana juga diketahui terdapat lebih dari 70.000 software terdaftar yang dibuat untuk memudahkan mengupdate status twitter, dan saat ini, setiap harinya terdapat sekita 65 juta tweet setiap harinya. Itu baru software yang terdaftar, berapa banyak lagi software yang tidak terdaftar yang beredar diluar sana? Belum lagi yang mengakses twitter lewat telepon genggam... Fakta ini didapat lewat survey pada bulan Maret 2010.

Siapa yang tidak mau usahanya meningkat drastis seperti ini? Tapi, terkadang peningkatan yang terlalu drastis tidak disertai dengan peningkatan kemampuan pengelolaan yang lebih baik. Ibarat Anda membuka usaha katering, yang hari biasanya menerima 5-10 order setiap bulan, dan tiba-tiba saja usaha Anda meningkat drastis menjadi 100-150 order setiap bulannya. Kalau usaha katering sih, Anda tinggal tolak saja yang tidak bisa Anda handle, sambil pelan-pelan meluaskan usaha Anda. Tapi kalo twitter? Para pengguna menunutut Twitter untuk dapat memuaskan semua user SEGERA, atau, semuanya akan meninggalkan Twitter. Coba saja Anda pikir, biasanya akses Twitter sehari bisa 10 kali, tiba-tiba server jadi down, sampai-sampai Anda cuma bisa mengakses 2 kali sehari, itupun untung-untungan... Lama-lama semua orang jadi bosan dan malas kan untuk mengakses web yang “lemot” ini...

Masalah akses yang tidak dapat di-handle ini terjadi karena server Starling dan Bahasa pemrograman Ruby pada dasarnya memang tidak dapat “tumbuh” bersama dengan kebutuhan user yang meningkat drastis tersebut. Tentu saja hasilnya tidak semua akses terhandle, dan Twitter terpaksa memblok beberapa akses ke server mereka dan mengeluarkan gambar lucu “fail whale” sebagai gantinya, mungkin juga sebagai hiburan agar mereka-mereka yang akses Twitter-nya ditolak jadi tidak terlalu be-te...

Akhirnya, untuk dapat menjawab masalah ini, pihak Twitter mengganti software yang ditulis dengan bahasa pemrograman Ruby untuk mengelola website mereka dengan software yang ditulis dalam bahasa pemrograman Scala. Nama Scala sendiri memiliki kepanjangan “scalable language”, bahasa pemrograman yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tuntutan kebutuhan user. Memang bahasa pemrograman ini tidak sempurna, seperti kata pepatah “nobody’s perfect”, tapi setidaknya Scala telah menjawab kebutuhan pihak Twitter tepat sasaran. Selain itu, Twitter akhirnya juga membatasi akses dari pihak-pihak yang memanfaatkan teknologi API menjadi 20 request per jam. Setidaknya orang-orang yang ingin mengakses web Twitter dari browser dapat lebih leluasa.

Apakah lantas masalah Twitter telah selesai sampai disini? Sayang sekali, kenyataannya sampai sekarang pun halaman “fail whale” masih eksis Twitter, meskipun memang tidak se-eksis tahun lalu... Bingung juga yah... Kenapa setelah mereka memperbaiki software dan memutuskan untuk memilih bahasa pemrograman lain, yang bahkan menurut mereka lebih bagus dari yang sebelumnya, kenyataannya masalah ini masih juga belum terselesaikan. Menurut analisa dan hasil pemikiran saya, dan dari hasil membandingkan teknologi yang digunakan Twitter dengan Facebook, saat ini solusi optimal untuk memperbaiki kondisi Twitter yang sering overload adalah dengan menambah jumlah server. Jika dibandingkan dengan Facebook yang memiliki banyak server untuk akses, kelihatannya Twitter masih kalah dari segi kuantitas. Kemudian, apabila Twitter berniat menambahkan server, maka mereka juga harus merancang algoritma untuk menentukan jalur yang paling efisien (kalau Anda terbiasa dengan istilah komputer, penentuan jalur ini adalah Routing).

Analoginya seperti ini, jika server diibaratkan sebagai jalan, penggunaan banyak server seperti menyediakan banyak jalan untuk menuju satu tempat yang sama. Masalahnya, sekalipun tersedia banyak jalan, bagaimana Anda tahu jalan mana yang sekarang sedang sepi? Nah, itulah tugas dari algoritma routing yang tadi saya singgung sedikit. Algoritma routing akan memungkinkan pengalokasian akses ke server yang paling tidak sibuk saat user berusaha mengakses web Twitter. Oleh karena itu, tanpa algoritma routing, mau menyediakan server sebanyak apapun, semuanya jadi sia-sia, karena akses akan tetap menumpuk dan macet di satu server.

Sekarang malah timbul satu pertanyaan lagi... Kalau dengan menambah server dan algoritma routing akan menyelesaikan masalah mereka, kenapa mereka belum juga melakukannya? Personally, saya juga tidak tahu, dan sebaiknya saya tidak berasumsi macam-macam... Lagipula, setahu saya, biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian dan pengimplementasian server maupun algoritma routing baru tidaklah murah...

Yah, barangkali rekan-rekan pembaca sekalian tertarik berbisnis dengan membuat situs jejaring sosial seperti ini? Belajar tidak melulu harus mengalami sendiri, tapi kita juga bisa belajar dengan melihat pengalaman orang lain. Siapa tahu dengan membaca artikel ini minat bisnis Anda jadi terbuka. Lagipula selama ini orang Indonesia jarang ada yang sampai ke tingkat pembuat, kebanyakan hanya sebagai user. Siapa tahu Anda jadi pelopor?

Fukanzazengi

Jalan/Dharma pada mulanya telah sempurna dan meliputi segalanya. Apa gunanya praktik dan realisasi?
Roda Dharma berputar secara bebas/cuma-Cuma. Mengapa kita harus berupaya keras?
Tiada sedikitpun debu di seluruh alam semesta. Bagaimanakah kita bahkan mencoba untuk membersihkannya?
Segala sesuatu telah bermanifestasi tepat di sini. Ke manakah seharusnya kita mengarahkan langkah kita dalam berpraktik?

Sekarang, bila anda membuat sedikit saja diskriminasi/pembedaan (pikiran yang membedakan), anda akan menciptakan jurang penghalang selebar langit dan bumi.
Bila anda mengikuti yang satu dan menolak yang lain, pikiranmu akan kacau dan tersesat.

Anggap saja anda begitu percaya diri terhadap pemahaman anda dan kaya akan pencerahan, memperoleh kebijaksanaan yang dapat mengetahui dalam sekejap, mencapai Jalan/Tao/Dharma dan telah memahami pikiran, membangkitkan aspirasi yang mencapai surga. Sekarang, kepalamu terhambat di pintu masuk, sementara tubuhmu tak menemukan jalan keluar.

Walaupun Sakyamuni terlahir sebagai seseorang yang bijaksana, tidak dapatkah kau melihat jejaknya duduk tegak selama 6 tahun? Bodhidharma yang mentransmisikan mind-seal/ajaran-pikiran dari India. Tidak dapatkah kau mendengar kabar mengenai Bodhidharma yang duduk selama 9 tahun menghadap tembok? Bila para sesepuh di masa lalu saja seperti ini, bagaimana mungkin kita dapat tidak berpraktik dengan sepenuh hati? Oleh karena itu, singkirkan semua praktik intelektual dalam merenungkan kata-kata dan memburu kalimat. Dan ambillah langkah mundur dengan memutar cahaya, yang menerangi ke dalam diri. Tubuh dan pikiranmu (kemelekatan thd tubuh dan pikiran) akan terlepas dengan sendirinya, dan wajah asli mu akan muncul. Jika anda ingin bersentuhan dengan dharma sebagimana-adanya, anda – di sini dan sekarang—harus mulai menjadi diri anda sebagaimana adanya.

Dalam mempraktikkan Zen, ruangan yang sunyi sangatlah sesuai. Makan dan minumlah sewajarnya. Letakkan semua gangguan/pikiran yang mengganggu. Jangan berpikir tentang “baik” atau “buruk”. Jangan menilai benar atau salah. Pikiran, intelektual, dan kesadaranmu telah berkeliaran – biarkan mereka beristirahat. Lepaskan semua penilaian baik dengan pikiran, ide, maupun pandangan-pandangan. Jangan berpikir untuk menjadi Buddha. Bagaimana hal ini bisa dibatasi hanya dalam duduk ataupun berdiri?

Ketika anda duduk, tebarkan sebuah alas duduk, dan letakkan sebuah bantal duduk di atasnya. Duduklah dalam postur teratai atau setengah teratai. Dalam postur teratai, pertama, letakkan kaki kanan di atas paha kiri, lalu letakkan kaki kiri di atas paha kanan. Dalam postur setengah teratai, hanya letakkan saja kaki kiri anda di atas paha kanan. Longgarkan ikatan baju anda, dan aturlah secara rapi. Kemudian letakkan tangan kanan di atas kaki kiri, dan letakkan tangan kiri anda di atas telapak tangan kanan, dengan kedua jempol saling menyentuh dengan lembut.

Luruskan tubuh anda dan duduklah dengan tegak, tanpa condong ke kanan maupun kiri, tanpa condong ke depan maupun belakang. Sejajarkan telinga anda terhadap bahu anda, dan hidung anda terhadap pusar anda. Letakkan ujung lidah anda di langit-langit mulut bagian depan (di belakang gigi depan atas), dengan gigi dan bibir keduanya terkatup/menutup. Selalu buka mata anda, dan bernafaslah secara lembut melalui hidung. Sekali ketika anda telah mengatur postur anda, tarik nafas panjang dan hembuskan secara penuh. Ayunkan tubuh anda ke kiri-kanan hingga menemukkan titik keseimbangan, kemudian diamkan tubuh anda, duduk tidak bergerak. Berpikirlah mengenai tidak berpikir. Tidak berpikir: pikiran seperti apakah itu? Letting thoughts go/biarkan pikiran berlalu dengan sendirinya (non-thinking). Ini adalah esensi seni dari Zazen (meditasi Zen).

Zazen bukanlah sebuah teknik meditasi. Ini adalah gerbang ketentraman dan kebahagiaan, ini adalah mempraktikkan realisasi dari jalan Dharma yang tak terbatas. Di sini, misteri terbuka, dan tiada lagi jebakan atau perangkap yang dapat menjeratmu.

Jika anda dapat menangkap intinya, anda akan seperti naga yang memperoleh air, atau seperti harimau yang berlari di gunung. Anda harus mengetahui bahwa Dhama sejati muncul dengan sendirinya, sehingga sejak awal kebodohan dan kekacauan telah disingkirkan.

Ketika anda bangun dari duduk, bergeraklah perlahan dan sunyi, secara tenang dan relaks. Jangan melakukannya secara tergesa-gesa. Pahamilah bahwa, mereka yang melampaui keduniawian dan kesucian, dan meninggal baik dalam duduk ataupun berdiri, semuanya telah mencurakan diri mereka pada kekuatan ini.

Sebagai tambahan, memutar roda Dharma dengan sebuah jari, bendera, jarum, atau dengan palu, dan merealisasikan Dharma dengan kibasan, pukulan, tongkat, atau teriakan – hal ini tidak dapat dimengerti oleh pikiran diskriminasi/pikiran dualistik. Tidak pula dapat dipahami melalui praktik kekuatan supernatural. Praktikmu harus melampaui melihat bentuk dan mendengar suara, melampaui pengetahuan dan pendapat. Jangan mempermasalahkan apakah anda lebih pintar dari yang lain atau tidak. Jangan membedakan antara bodoh dan pandai. Bila anda mencurahkan seluruh usaha anda secara sepenuh hati, maka dengan sendirinya akan barada dalam Jalan/Dharma. Praktik-realisasi pada hakikatnya tidaklah tercemar. Mempraktikan Jalan/Dharma berarti hidup pada saat ini.

Di dunia kita dan dunia lain, di India dan di China, semua secara setara memegang buddha-seal/segel –kebuddhaan. Angin kebenaran berhembus tanpa halangan, oleh karena itu curahkan dirimu pada Zazen, dan berdiamlah dalam stabilitas yang tak tergoyahkan. Walaupun mereka mengatakan bahwa, terdapat 10.000 perbedaan, dan 10.000 variasi, praktikkan sajalah dengan sepenuh hati Jalan dalam Zazen. Mengapa meninggalkan tempat duduk di rumahmu sendiri dan mengembara dengan sia-sia melewati tanah berdebu di negeri lain? Jika anda membuat satu langkah keliru, anda akan melewatkan apa yang tepat berada di depan anda. Anda telah mendapatkan kesempatan berharga dengan memiliki wujud manusia. Jangan melewati hari-hari anda dengan sia-sia.

Anda telah bertemu dengan jalan kebuddhaan di kehidupan ini – bagaimana mungkin anda membuang waktu anda mengejar kilau cahaya dari percikan batu api? Segala bentuk wujud bagaikan embun di rumput, keberuntungan hidup hanyalah seperti kilatan cahaya – yang lenyap dalam sekejap mata. Saya mohon kepada semua pengikut Zen, telah lama terbiasa dengan gajah, jangan ragukan naga yang sebenarnya. Devosikan tenagamu dalam jalan yang menunjuk langsung kepada hakikat sebenarnya. Hormatilah ia yang telah melampaui pembelajaran dan bebas dari upaya.

Sebarkan kebijaksanaan yang telah diwariskan dari Buddha ke Buddha, dan transmisikan Samadhi yang telah diwariskan dari patriak ke patriak. Lanjutkan hidup dengan cara seperti ini, dan anda akan menjadi seperti mereka. Gudang harta karun akan terbuka dengan sendirinya, anda bebas untuk menggunakannya.

Terjemahan Bahasa Indonesia by : Hanlin

Orang yang Bijaksana

Roda doa, atau Roda Mani, adalah sebuah roda yang diisi dengan mantra-mantra dan sutra yang sangat banyak yang dibungkus searah jarum jam mengelilingi sebuah sumbu. Beberapa roda doa berukuran kecil seperti gangsingan. Beberapa lainnya berukuran sangat besar sehingga dapat memenuhi sebuah ruangan. Seseorang memutar roda doa ukuran besar ini dengan memegang gagangnya dan kemudian berjalan searah jarum jam mengelilingi roda tersebut. Jenis yang lainnya diletakkan pada air yang mengalir atau air terjun sehingga ia dapat memanen energi alami dan menyebarkan rahmat ke alam sekitarnya. Orang yang percaya memiliki keyakinan bahwa memutar roda doa ini atau mengibarkan bendera doa akan mengaktualisasikan doa-doa yang tertulis di dalamnya.

Propinsi Khan di Tibet mirip dengan daerah Barat Amerika yang liar. Orang-orang Kham adalah para penunggang kuda yang hebat, dan seperti halnya para penunggang kuda, mereka sangat mencintai kuda-kudanya. Hingga sekitar seabad yang lalu, Kham terdiri dari berlusin-lusin kerajaan yang lebih kecil, dimana setiap kerajaan tersebut memiliki angkatan perang sendiri, yang dibentuk melalui perekrutan wajib militer secara paksa.

Suatu ketika hidup seorang laki-laki tua jauh di sebelah timur Kham yang dikenal sebagai Pria Mani karena setiap hari, siang dan malam, dia selalu bisa ditemukan sedang memutar roda doa kecilnya dengan khusuk. Roda itu dipenuhi dengan mantra Kasih Sayang Yang Agung, Om Mani Padme Hung. Pria Mani itu hidup bersama anak lelakinya dan seekor kudanya yang bagus. Anak lelakinya adalah kebahagiaan dalam hidup pria tua itu; sedangkan kebanggaan dan kebahagiaan bagi anak lelaki tersebut adalah kudanya.

Istri pria tua itu, setelah melakukan kebajikan dan pengabdian yang panjang selama hidupnya, telah lama meninggal dan terlahir kembali di alam yang lebih beruntung. Sedangkan pria tua itu dan anaknya hidup sederhana, terbebas dari berbagai kebutuhan yang berlebihan, dan tinggal di salah satu rumah dari beberapa rumah batu yang kasar di tepi sungai di sebuah dataran yang luas.

Suatu hari kuda mereka menghilang. Tetangga-tetangga mereka ikut bersedih atas kehilangan satu-satunya harta milik pria tua yang berharga itu, tetapi pria tua yang selalu tenang itu tetap memutar roda doanya sambil terus menguncarkan mantra “Om Mani Padme Hung”, mantra nasional bangsa Tibet.

Kepada siapapun yang menyatakan duka-cita atas kehilangan kuda tersebut, ia hanya berkata, “Bersyukurlah untuk segala sesuatunya. Siapa yang bisa tahu apa yang baik dan apa yang buruk? Akan kita lihat ...”

Setelah beberapa hari, kuda yang hilang itu kembali, diikuti oleh sepasang kuda liar. Kuda-kuda liar ini kemudian dilatih oleh si pria tua dan anaknya. Para tetangga yang menyaksikan hal ini sangat bergembira dan mengucapkan selamat kepada pria tua itu. Pria tua itu hanya tersenyum dan berkata, “Saya berterima kasih ... Tapi siapa yang tahu? Kita akan lihat ...”.

Kemudian suatu hari, ketika mengendarai salah satu dari kuda liar itu, si anak lelaki jatuh dan kakinya mengalami patah tulang. Beberapa tetangganya membawa anak lelaki itu pulang ke rumahnya, mengutuk kuda yang liar itu, dan menyesali nasib si anak lelaki. Tetapi pria tua itu, duduk di sebelah ranjang anaknya, tetap memutar roda doanya terus menerus sambil dengan lembut membaca mantra Kasih Sayang Yang Agung dari Chenrenzig (Red: Avalokitesvara).

Ia tidak mengeluh maupun menjawab protes-protes tetangganya kepada nasib, tetapi hanya menganggukkan kepalanya dengan ramah, mengulangi apa yang pernah dikatakannya, “Sang Buddha adalah penuh kasih; saya bersyukur bahwa anak saya masih hidup. Kita akan lihat...”

Minggu berikutnya petugas-petugas militer muncul, mencari para wajib militer muda untuk dikirim ke garis depan pertempuran. Semua pria muda di daerah itu segera dibawa, kecuali anak lelaki pria tua itu yang sedang terbaring di ranjangnya. Kemudian para tetangganya mengucapkan selamat kepada pria tua itu untuk keberuntungannya yang sangat besar, dan menganggap semua itu adalah berkat karma baik yang dikumpulkan oleh si pria tua dengan selalu memutar roda doanya dan selalu terus menerus mengucapkan mantra dari sela-sela bibirnya yang keriput.



Si pria tua hanya tersenyum dan tidak berkata apapun. Suatu hari ketika anak lelaki dan ayahnya sedang melihat kuda-kuda mereka yang bagus merumput di padang, pria tua yang pendiam itu sekonyong-konyong menyanyi :

“Hidup terus berputar dan berputar,
naik dan turun laksana kincir air;
Hidup kita adalah laksana keranjang-keranjang kincir itu,
kosong dan berisi bergantian terus menerus.

Laksana tanah liat dari si pembuat tembikar,
keberadaan jasmani kita berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya:
Bentuk-bentuk itu hancur dan terbentuk lagi dan lagi,

Yang rendah menjadi tinggi, yang tinggi akan jatuh;
gelap akan berubah menjadi terang,
dan yang kaya akan kehilangan semuanya.

Jika kau, anakku, adalah anak yang luar biasa,
kelak kamu akan terlahir kembali ke dalam sebuah biara.
Tetapi jika kau sangat cemerlang, anakku,
Maka engkau akan menjadi pejabat yang mengurusi perselisihan orang lain.

Seekor kuda hanya akan menyebabkan kesulitan seharga seekor kuda.
Kekayaan adalah baik, Tetapi dengan cepat akan kehilangan kesenangannya,
dan dapat menjadi beban, sumber pertengkaran, pada akhirnya.

Tak seorang pun tahu karma apa yang sedang menunggu kita,
tetapi apa yang kita tabur sekarang akan matang
dalam kehidupan-kehidupan yang mendatang, itu adalah pasti.

Maka berbuatlah baik pada semuanya dan jangan terbias,
berdasarkan ilusi tentang ‘memperoleh’ dan ‘kehilangan’.
Janganlah punya harapan maupun ketakutan,
pengharapan maupun kecemasan;

Bersyukurlah untuk segala sesuatunya,
apapun jatah yang kamu punya.
Terimalah segala sesuatunya;
terimalah setiap orang; dan ikutilah
Hukum Sang Buddha yang tidak pernah salah.

Hiduplah sederhana dan gampang dirawat, tetaplah
secara alamiah hidup tenang dan dalam damai.
Kau dapat menembak anak panah ke langit jika kau suka, anakku,
tetapi anak-anak panah itu pada akhirnya pasti akan jatuh kembali ke tanah.”

Ketika pria itu bernyanyi, bendera-bendera doa beterbangan melayang menutup kepala pria tua itu, dan roda mani yang kuno tersebut, yang diisi dengan ratusan mantra tulisan tangan, tetap berputar. Dan kemudian di pria tua itu hening.

Sumber : The Mani Man, Das, Surya, 1992. The Snow Lion’s Turquoise Mane, Wisdom Tales from Tibet. Harper San Fransisco. New York.
Alih bahasa : Holiwati
Editor : Junarto M. Ifah

Wednesday, June 9, 2010

Renungan di Sore Hari

Ini gw tulis pas lagi suntuk di sore hari... Semoga menginspirasi... ^^

**********

Setiap orang bisa mematahkan ranting,
tapi siapa juga yang bsia memulihkannya?
Menarik sumpah tidak semudah mengucapkannya,
menyakiti orang tidak sesulit menjadikannya sahabat.

Kelompok hanya mungkin jadi kelompok,
ketika mereka bersama di bawah 1 kondisi.
Interaksi hanya bisa berlangsung,
ketika ada sesuatu yang dibagi dan yang menerima.

Dengan mengingat betapa rapuhnya segala sesuatu,
semoga aku tidak melekat pada apapun.
Seperti cermin yang memantulkan bayangan dari objek,
dan segera hilang ketika objek pergi.

Semua orang ingin bahagia,
kebahagiaan hanya timbul ketika harapan terpenuhi.
Sedikit keinginan, banyak kebahagiaan, sedikit kekecewaan.
Banyak keinginan, sedikit kebahagiaan, banyak kekecewaan.
Oleh udara api terpelihara, oleh karenanya juga ia padam,
oleh keinginan manusia bisa hidup, oleh karenanya juga manusia hancur.

Dengan mengingat semua orang ingin bahagia,
semoga aku dapat merasakan apa yang mereka rasakan,
mampu menempatkan diri sebagai orang lain,
dan menjadi perlindungan bagi yang memerlukan.

Satu adalah semua dan semua adalah satu.
Ketika kita mampu memahami yang satu, semua jadi jelas.
Sebagaimana yang terjadi dalam skala kecil, demikian dalam skala besar.
Ketika kita mampu memahami yang terjadi dalam skala kecil,
skala besarpun tidak jadi masalah...