Saturday, June 26, 2010

Fukanzazengi

Jalan/Dharma pada mulanya telah sempurna dan meliputi segalanya. Apa gunanya praktik dan realisasi?
Roda Dharma berputar secara bebas/cuma-Cuma. Mengapa kita harus berupaya keras?
Tiada sedikitpun debu di seluruh alam semesta. Bagaimanakah kita bahkan mencoba untuk membersihkannya?
Segala sesuatu telah bermanifestasi tepat di sini. Ke manakah seharusnya kita mengarahkan langkah kita dalam berpraktik?

Sekarang, bila anda membuat sedikit saja diskriminasi/pembedaan (pikiran yang membedakan), anda akan menciptakan jurang penghalang selebar langit dan bumi.
Bila anda mengikuti yang satu dan menolak yang lain, pikiranmu akan kacau dan tersesat.

Anggap saja anda begitu percaya diri terhadap pemahaman anda dan kaya akan pencerahan, memperoleh kebijaksanaan yang dapat mengetahui dalam sekejap, mencapai Jalan/Tao/Dharma dan telah memahami pikiran, membangkitkan aspirasi yang mencapai surga. Sekarang, kepalamu terhambat di pintu masuk, sementara tubuhmu tak menemukan jalan keluar.

Walaupun Sakyamuni terlahir sebagai seseorang yang bijaksana, tidak dapatkah kau melihat jejaknya duduk tegak selama 6 tahun? Bodhidharma yang mentransmisikan mind-seal/ajaran-pikiran dari India. Tidak dapatkah kau mendengar kabar mengenai Bodhidharma yang duduk selama 9 tahun menghadap tembok? Bila para sesepuh di masa lalu saja seperti ini, bagaimana mungkin kita dapat tidak berpraktik dengan sepenuh hati? Oleh karena itu, singkirkan semua praktik intelektual dalam merenungkan kata-kata dan memburu kalimat. Dan ambillah langkah mundur dengan memutar cahaya, yang menerangi ke dalam diri. Tubuh dan pikiranmu (kemelekatan thd tubuh dan pikiran) akan terlepas dengan sendirinya, dan wajah asli mu akan muncul. Jika anda ingin bersentuhan dengan dharma sebagimana-adanya, anda – di sini dan sekarang—harus mulai menjadi diri anda sebagaimana adanya.

Dalam mempraktikkan Zen, ruangan yang sunyi sangatlah sesuai. Makan dan minumlah sewajarnya. Letakkan semua gangguan/pikiran yang mengganggu. Jangan berpikir tentang “baik” atau “buruk”. Jangan menilai benar atau salah. Pikiran, intelektual, dan kesadaranmu telah berkeliaran – biarkan mereka beristirahat. Lepaskan semua penilaian baik dengan pikiran, ide, maupun pandangan-pandangan. Jangan berpikir untuk menjadi Buddha. Bagaimana hal ini bisa dibatasi hanya dalam duduk ataupun berdiri?

Ketika anda duduk, tebarkan sebuah alas duduk, dan letakkan sebuah bantal duduk di atasnya. Duduklah dalam postur teratai atau setengah teratai. Dalam postur teratai, pertama, letakkan kaki kanan di atas paha kiri, lalu letakkan kaki kiri di atas paha kanan. Dalam postur setengah teratai, hanya letakkan saja kaki kiri anda di atas paha kanan. Longgarkan ikatan baju anda, dan aturlah secara rapi. Kemudian letakkan tangan kanan di atas kaki kiri, dan letakkan tangan kiri anda di atas telapak tangan kanan, dengan kedua jempol saling menyentuh dengan lembut.

Luruskan tubuh anda dan duduklah dengan tegak, tanpa condong ke kanan maupun kiri, tanpa condong ke depan maupun belakang. Sejajarkan telinga anda terhadap bahu anda, dan hidung anda terhadap pusar anda. Letakkan ujung lidah anda di langit-langit mulut bagian depan (di belakang gigi depan atas), dengan gigi dan bibir keduanya terkatup/menutup. Selalu buka mata anda, dan bernafaslah secara lembut melalui hidung. Sekali ketika anda telah mengatur postur anda, tarik nafas panjang dan hembuskan secara penuh. Ayunkan tubuh anda ke kiri-kanan hingga menemukkan titik keseimbangan, kemudian diamkan tubuh anda, duduk tidak bergerak. Berpikirlah mengenai tidak berpikir. Tidak berpikir: pikiran seperti apakah itu? Letting thoughts go/biarkan pikiran berlalu dengan sendirinya (non-thinking). Ini adalah esensi seni dari Zazen (meditasi Zen).

Zazen bukanlah sebuah teknik meditasi. Ini adalah gerbang ketentraman dan kebahagiaan, ini adalah mempraktikkan realisasi dari jalan Dharma yang tak terbatas. Di sini, misteri terbuka, dan tiada lagi jebakan atau perangkap yang dapat menjeratmu.

Jika anda dapat menangkap intinya, anda akan seperti naga yang memperoleh air, atau seperti harimau yang berlari di gunung. Anda harus mengetahui bahwa Dhama sejati muncul dengan sendirinya, sehingga sejak awal kebodohan dan kekacauan telah disingkirkan.

Ketika anda bangun dari duduk, bergeraklah perlahan dan sunyi, secara tenang dan relaks. Jangan melakukannya secara tergesa-gesa. Pahamilah bahwa, mereka yang melampaui keduniawian dan kesucian, dan meninggal baik dalam duduk ataupun berdiri, semuanya telah mencurakan diri mereka pada kekuatan ini.

Sebagai tambahan, memutar roda Dharma dengan sebuah jari, bendera, jarum, atau dengan palu, dan merealisasikan Dharma dengan kibasan, pukulan, tongkat, atau teriakan – hal ini tidak dapat dimengerti oleh pikiran diskriminasi/pikiran dualistik. Tidak pula dapat dipahami melalui praktik kekuatan supernatural. Praktikmu harus melampaui melihat bentuk dan mendengar suara, melampaui pengetahuan dan pendapat. Jangan mempermasalahkan apakah anda lebih pintar dari yang lain atau tidak. Jangan membedakan antara bodoh dan pandai. Bila anda mencurahkan seluruh usaha anda secara sepenuh hati, maka dengan sendirinya akan barada dalam Jalan/Dharma. Praktik-realisasi pada hakikatnya tidaklah tercemar. Mempraktikan Jalan/Dharma berarti hidup pada saat ini.

Di dunia kita dan dunia lain, di India dan di China, semua secara setara memegang buddha-seal/segel –kebuddhaan. Angin kebenaran berhembus tanpa halangan, oleh karena itu curahkan dirimu pada Zazen, dan berdiamlah dalam stabilitas yang tak tergoyahkan. Walaupun mereka mengatakan bahwa, terdapat 10.000 perbedaan, dan 10.000 variasi, praktikkan sajalah dengan sepenuh hati Jalan dalam Zazen. Mengapa meninggalkan tempat duduk di rumahmu sendiri dan mengembara dengan sia-sia melewati tanah berdebu di negeri lain? Jika anda membuat satu langkah keliru, anda akan melewatkan apa yang tepat berada di depan anda. Anda telah mendapatkan kesempatan berharga dengan memiliki wujud manusia. Jangan melewati hari-hari anda dengan sia-sia.

Anda telah bertemu dengan jalan kebuddhaan di kehidupan ini – bagaimana mungkin anda membuang waktu anda mengejar kilau cahaya dari percikan batu api? Segala bentuk wujud bagaikan embun di rumput, keberuntungan hidup hanyalah seperti kilatan cahaya – yang lenyap dalam sekejap mata. Saya mohon kepada semua pengikut Zen, telah lama terbiasa dengan gajah, jangan ragukan naga yang sebenarnya. Devosikan tenagamu dalam jalan yang menunjuk langsung kepada hakikat sebenarnya. Hormatilah ia yang telah melampaui pembelajaran dan bebas dari upaya.

Sebarkan kebijaksanaan yang telah diwariskan dari Buddha ke Buddha, dan transmisikan Samadhi yang telah diwariskan dari patriak ke patriak. Lanjutkan hidup dengan cara seperti ini, dan anda akan menjadi seperti mereka. Gudang harta karun akan terbuka dengan sendirinya, anda bebas untuk menggunakannya.

Terjemahan Bahasa Indonesia by : Hanlin

No comments: