Sunday, March 14, 2010

Tebu dan Bambu

Konon seorang guru dapat mengajar dalam 3 bentuk, yaitu secara langsung, lewat perbuatannya, dan dengan bahasa simbol. Ada suatu simbolisme yang saya temukan dan cukup menarik, yaitu bambu dan tebu. Apa sih makna bambu dan tebu? semua orang sering melihat bambu dan memakan tebu, lantas apa istimewanya? Ternyata semakin sering kita melihat alam, semakin sering pula kita akan mendapat pelajaran tersirat darinya.

Lihatlah bambu, saat masih muda, ia begitu lunak dan enak untuk dikonsumsi (rebung). Tapi semakin tua, sudah keras, dalamnya kopong pula...

Sekarang lihatlah tebu, saat masih muda, ia begitu keras dan tidak ada rasanya. Tapi semakin tua, ia malah semakin lembut dan manis rasanya.

Bambu ibarat kehidupan duniawi, dan tebu itu ibarat kehidupan spiritual. Pada awalnya, kehidupan duniawi begitu manis dan nyaman. Tetapi, semakin kita terjun jauh terlibat dalam hal2 duniawi, justru ia semakin hambar dan tidak berguna... Sementara kehidupan spiritual, pada awalnya kita akan menemukan berbagai kesulitan dalam menempuhnya, tapi semakin lama, justru kehidupan spiritual akan berbuah semakin manis.

Jadi, apaka saya bermaksud mengatakan sebaiknya kita menempuh kehidupan spiritual saja? Tidak demikian. Tapi saya mendorong setiap orang untuk menjalankan keduanya sekaligus tanpa membuang / mengabaikan yang lainnya, agar keduanya dapat saling melengkapi. Ketika kehidupan spiritual begitu sulit ditempuh, maka anda bisa disokong oleh kehidupan duniawi Anda. Namun saat kehidupan duaniawi begitu membosankan dan rasanya sudah hambar, kita akan disokong oleh kehidupan spiritual kita. Dengan menjalankan keduanya, hidup akan semakin bermakna dan kita akan selalu mempunyai tujuan hidup.

No comments: