Monday, March 1, 2010

Cara Menjaga Hubungan Baik Dengan Siapapun

Dialog pembuka artikel ini, yang terjadi antara teman berinisial "C" dgn gw.

C : Kok loe bisa tenang yah menghadapi kelakuan dia? kok kalo gw rada2 ngga bisa nahan emosi loh ngeliatnya? tadi aja hampir2 gw bentak dia... Gimana yah biar gw ngga emosian? soalnya nyokap gw aja udah bilang,

B : Gini2, denger yah kata2 gw... Untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan siapapun, dan cara agar loe bisa menahan emosi secara alamiah, ingatlah pada 3 hal ini; suppression, tolerance, dan professionalism.

C : Maksud dari ketiga hal itu?

***

Yap, artikel ini akan berbicara tentang ke-3 hal yang gw sebutkan sebelumnya. Artikel ini gw tulis berdasarkan pembicaraan gw dgn "C", dan karena gw anggap pembicaraan ini baik untuk dibaca oleh banyak orang, maka gw tuliskan dalam blog ini.

Langsung saja yah...

Pertama, suppression. Suppression berarti menekan. Apa pula yang harus ditekan? Yaitu ungkapan emosi kita. Ini hal dasar yang sangat penting dalam berhubungan dengan siapapun. Anda tidak mungkin kan begitu bertemu orang lantas mulai mengomentari cara berpakaiannya yang buruk dan caranya berdandan? Atau jika ada yang melakukan sedikit kesalahan, lantas Anda langsung saja memakinya atau menjotosnya di depan umum? Anda tidak bisa serta-merta mengungkapkan segala kekesalan Anda pada semua orang. Orang yang tidak bisa menahan diri untuk segera memarahi orang lain dalam bentuk apapun, saya berani jamin, orang itu pasti tidak dapat memiliki teman dekat, atau mungkin orang itu mengalami kerusakan bagian otak yang memang mengatur suppression ini (contohnya pada kasus pengguna narkoba). Anda harus bisa menahannya, sekalipun dengan hati yang panas. Kalau begitu, apakah tidak "berbahaya"? Tentu hal ini berbahaya jika tidak dilanjutkan dengan langkah kedua nanti...

Kedua, tolerance. Toleransi disini bukannya Anda harus bisa mengerti dan memaklumi setiap kesalahan yang orang lain lakukan tanpa pernah menegurnya. Toleransi disini berarti Anda mencoba menempatkan diri Anda pada posisinya, sambil mempertimbangkan 'kapasitas' orang tersebut. Ada orang yang memiliki kapasitas besar dalam banyak hal, misalnya saja berpikir dan mengambil keputusan, ada yang tidak. Coba Anda bayakngkan jika Anda berada di posisi orang yang bersangkutan. Jika itu Anda, tindakan apa yang dapat Anda lakukan? Sekiranya Anda di posisinya dan tidak dapat melakukan sesuatu apapun, Anda tidak berhak memarahinya, karena Anda juga tidak lebih baik darinya. Jika Anda merasa seharusnya ia dapat melakukan sesuatu namun kenyataannya tidak ia lakukan, pertimbangkanlah kapasitas berpikir dan pengambilan keputusannya. Bisa saja hal yang menurut Anda mudah tidak terlintas sedikitpun di kepalanya. Janganlah berpikir, "Kok begitu saja tidak kepikiran sih???" Karena sekali lagi, kapasitas orang berbeda-beda. Jika demikian kasusnya, nasihatilah ia baik2 dengan rasa kekeluargaan, saat situasi hati Anda sudah membaik. Jika hati masih panas, lebih baik menunda dahulu. Jika seseorang dinasihati dengan baik2, nasihat Anda akan mudah masuk ke kepalanya dan diterima di hatinya, dan lama2, nasihat Anda akan berpengaruh memperluas kapasitas orang tersebut. Tapi, jika kasusnya orang tersebut sudah sering mengulangi kesalahan dan tidak mengerti dengan nasihat baik2, sudah seharusnya Anda menegurnya agak keras. Ingatlah satu hal, tidak ada seorangpun yang tidak ingin kesalahannya ditutupi. Selama kesalahan seseorang ada di dalam batas toleransi, dapat ditutupi, apalagi jika orang itu tahu berterima kasih, dan bisa beajar dari kesalahannya, lakukanlah. Sebab suatu saat nanti, jika giliran Anda melakukan kesalahan, mungkin sekali teman2 Anda yang akan maju membela Anda pertama kali. Tapi jika Anda enggan menutupi kesalahan2 kecil, maka ketika Anda melakukan kesalahan, pikirkan berapa banyak telunjuk yang akan menghakimi Anda. Sekali lagi, lakukan jika orang itu tahu berterima kasih dengan belajar dari kesalahannya, dan kesalahannya memang dapat ditutupi. Jika tidak, biarkan mereka menanggung akibat perbuatan mereka sendiri. Terkadang tamparan bisa jadi bentuk kasih sayang. Hanya pengalaman yang bisa mengajarkan Anda kapan menggunakan belaian atau tamparan.

Yang ketiga, profesionalism. Dunia ini panggung sandiwara, Anda memainkan banyak peran dan pekerjaan Anda bukan hanya di kantor saja. Ketika Anda dikantor, Anda bekerja sebagai karyawan, ketika di rumah dengan istri, Anda bekerja sebagai suami, ketika bersama anak, Anda bekerja sebagai ayah. Jangan Anda pikir pekerjaan sebagai keluarga dan teman tidak seserius pekerjaan di kantor! Bayangkan Anda menjalankan 2 proyek sekaligus. Mungkinkah Anda membawa masalah dari proyek yang satu ke proyek lainnya tanpa membuat salah satu atau kedua proyek itu hancur? Jadi, masalah di kantor jangan dibawa ke rumah, masalah dengan satu teman jangan dibawa ke teman lainnya (kecuali sekedar curhat), masalah rumah juga jangan dibawa ke kantor. Pisahkan hal yang satu dengan hal lainnya yang tidak menunjang, lakoni setiap peran Anda dengan profesionalitas penuh, dan ketahuilah kapan, dimana, dan bagaimana Anda harus bertindak. Umumnya peran seseorang terbagi dalam 4 bagian besar, yaitu sebagai pekerja, sebagai teman, sebagai keluarga, dan sebagai Anda secara pribadi. Rasanya tidak terlalu sulit menjalankan ke-4 proyek ini selama Anda enjoy2 saja.

Demikian 3 hal yang harus dijaga untuk mempertahankan hubungan yang baik. Semoga bermanfaat.

No comments: