Sunday, January 16, 2011

Iman yang Sejati

Definisi iman = percaya akan sesuatu.

Ketika seseorang menyatakan dirinya beriman, sesungguhnya terdapat dua alasan besar mengapa orang beriman, yaitu :


  1. Beriman karena takut

  2. Beriman karena realisasi



Iman karena takut : bagai orang yang mengikuti kata-kata raja karena takut dipenggal

Merupakan iman semu yang muncul karena takut akan suatu hukuman yang menimpanya jika ia tidak mengimani suatu hal. Biasanya kesempatan ini digunakan banyak orang untuk menarik orang lain ke agamanya, atau menghalangi seseorang pindah ke agama lain yang lebih sesuai untuknya dengan beralasan :


  1. Agama saya yang paling benar! (varian : paling luhur, paling mulia, paling direstui, dsb)

  2. Hanya agama saya yang bisa mengantar Anda ke surga! Pintu surga tertutup bagi penganut agama lain!



Yang mana jika hal-hal diatas dipertanyakan, "Mengapa bisa demikian?" Mereka tidak mampu menjawabnya, marah, menyatakan kita telah 'tersesat', atau malah menyatakan kita calon penghuni neraka. Alasan satu-satunya mengapa mereka meyakini hal itu adalah 'karena mereka yakin' atau 'karena hal itu merupakan wahyu Tuhan yang tidak bisa dibantah'.

Ciri-ciri orang yang beriman karena takut :


  1. Marah atau takut ketika agamanya dipertanyakan, walaupun belum tentu maksud si penanya jelek

  2. Berputar-putar menjawab pertanyaan yang tidak bisa ia jawab atau marah karena enggan berkata "tidak tahu"

  3. Tidak bisa memakai logika dalam mengartikan ajaran (telan mentah-mentah), malas berpikir

  4. Sangat tertutup terhadap agama lain (simbol, ayat kitab suci, dan segala pernak-pernik religius)

  5. Sering berusaha menjelek-jelekkan agama lain, yang belum tentu ia mengerti seluk-beluknya

  6. Langsung tertarik pada suatu statement yang diberi embel-embel agama tanpa meneliti kebenarannya

  7. Rela mati demi agama karena percaya akan masuk surga dan takut masuk neraka



Orang seperti ini, bahkan jika dihadapkan pada realita akan membantahnya habis-habisan hanya karena hal tersebut tidak ada di dalam kitabnya. Seperti orang yang sudah melihat mawar putih, tapi tetap mengatakan 'tidak ada mawar putih' karena di buku ditulis 'mawar itu merah'.

Mengapa disebut iman semu?


  1. Karena dihasilkan dari paksaan / ancaman / perasaan takut, baik secara halus maupun kasar

  2. Karena tidak diketahui alasan pastinya dibalik iman tersebut selain jawaban yang berputar-putar

  3. Karena tidak membuahkan hasil positif



Dampak negatif dari memiliki iman karena takut :


  1. Semakin tidak tenang : takut 'kebenaran' agamanya 'tersenggol' setiap kali ada yang mempertanyakan atau ada fakta yang bertentangan

  2. Semakin penuh kebencian : tidak segan memarahi, menjelekkan, atau malah menghabisi orang yang mereka anggap berbahaya bagi agama mereka

  3. Semakin bodoh : tidak bisa memakai logika dan selalu menelan kata-kata pemuka agama tanpa diteliti lagi, karena mengandung / didukung ayat-ayat kitab suci



Iman karena realisasi : bagai orang yang mengikuti kata-kata sahabat karena telah melihat dan tahu hal itu benar

Inilah iman sejati yang berasal dari merealisasikan suatu ajaran. Orang yang memiliki iman seperti ini, ketika ditanya "mengapa?" akan menjawab, "Karena saya sudah membuktikan" atau, "Karena hal ini telah memberikan manfaat nyata dalam hidup saya."

Ciri-ciri orang yang beriman karena realisasi :


  1. Tahu alasan yang jelas atas imannya dan tidak takut ditanya (selama ditanya dengan cara yang sopan)

  2. Tidak menjawab dengan berputar-putar, bisa memberikan contoh praktis

  3. Berani mengatakan 'tidak tahu' atas hal-hal yang memang belum mereka realisasikan

  4. Kalaupun orang seperti ini rela mati, ia rela mati karena mempertahankan prinsip dan tidak mau membohongi diri sendiri atas apa yang ia telah lihat dan buktikan, bukan didorong rasa takut atau harapan

  5. Sangat kritis dan teliti menanggapi suatu statement, tidak akan pernah telan mentah-mentah



Mengapa disebut iman sejati?


  1. Karena dihasilkan dari pembuktian

  2. Karena terdapat alasan yang kuat dibaliknya

  3. Karena membuahkan hasil positif

  4. Biasanya lebih awet dan semakin meningkat seiring waktu



Adapun hasil positif yang dituntut dari menjalankan suatu iman yang sejati adalah :


  1. Ketenangan : karena memperoleh ketenangan bathin sebagai hasil dari menjalankan suatu ajaran baik

  2. meningkatnya kebijaksanaan : semakin bisa memakai logika dalam membedakan mana yang baik, mana yang tidak

  3. Meningkatnya cinta kasih : semakin baik hati dan terbuka, tidak mungkin orang yang penuh cinta kasih sampai mencelakai orang lain hanya karena perbedaan prinsip. Singa pun tidak akan memakan anaknya sendiri.



Latar belakang penulisan artikel

Mengapa saya taruh latar belakang di bagian terakhir? Supaya para pembaca dapat mendapat pengertian terlebih dahulu atas iman yang benar dan iman yang salah, baru dapat menilai secara objektif kata-kata yang akan saya tulis berikutnya, yang bilamana dibaca orang yang beriman karena takut, akan ditentang habis-habisan.

Latar belakang penulisan artikel ini tidak lain adalah perasaan prihatin dan simpati atas semakin panasnya perselisihan umat beragama, yang diakibatkan dari kefanatikan membuta alias iman karena takut! Semakin banyak orang yang menganggap diri paling benar, dan orang yang berpandangan lain salah. Semua agama mengajarkan kebaikan dan cinta kasih. Lantas kebaikan dan cinta kasih macam apa yang sanggup menjelekkan, mencelakai, bahkan membunuh orang lain? Sesuatu dapat dikatakan baik, apabila hal tersebut dapat menuntun pada kebaikan, bukan karena darimana sesuatu itu berasal.

Semoga dengan tulisan ini orang-orang yang memiliki iman karena didorong rasa takut dapat meningkatkan imannya ke tahap yang lebih tinggi, yaitu realisasi. Akhir kata, telitilah tulisan saya ini. Bilamana bermanfaat dan masuk akal, terimalah, namun bilamana tidak, lupakan saja dan jangan sampai tersinggung karenanya. Mohon maaf atas kata-kata yang salah, dan terima kasih.

No comments: