Tuesday, June 23, 2009

Pagi yang Sunyi

Hari ini tidak seperti hari-hari sebelumnya... Aku berangkat ke sekolah jauh lebih pagi daripada biasanya. Bayangkan saja, jam setengah enam pagi aku sudah tiba! Tidak ada orang lain selain aku disana, tidak juga para guru. Bahkan lampu setiap kelas juga masih belum menyala...

Aku duduk di bangku kelas tanpa menyalakan lampu... Entah kenapa aku lebih suka menyendiri saat ini... Dinginnya pagi, gelapnya gedung, dan dengung kesunyian, biasanya suasana seperti itu sangat mencekam, tetapi keadaan itu justru seakan memelukku dan membuatku merasa nyaman... setidaknya untuk saat ini...

Di tengah pagi yang sunyi itu, aku duduk seorang diri di kelas yang gelap... Kepalaku yang memang sejak tadi terasa berat mulai terkulai dan menempatkan dirinya di atas meja yang biasanya aku pakai belajar itu. Aaah... paling tidak aku bisa beristirahat sejenak dari berbagai tekanan yang aku alami walaupun hanya untuk beberapa saat... Setiap detik yang aku lewati menjadi sangat berarti, seakan-akan setiap saat aku harus kembali berjuang menghadapi setiap permasalahan kehidupan...

Aku hanya ingin istirahat sejenak... itu saja... namun kemanapun aku lari, aku tidak bisa berpaling dari realita. Kemanapun aku mengarah, aku tetap harus menghadapi wajah dari realita itu... Oh Tuhan... kenapa cobaan kali ini sangat berat?

Diam-diam aku mulai menitikkan air mata... hanya disitulah aku bisa menangis tanpa seorangpun tahu... hanya disitulah aku bisa menumpahkan segenap emosiku yang sudah tertimbun sangat banyak, dan hampir meledak beberapa kali...

Adakah seorang yang menangis itu memalukan? Aku sudah tidak tahu dan tidak peduli lagi... Bahkan saat ini aku tidak peduli kalau sampai setan muncul dihadapanku! Jika mereka mau menemani istirahatku di pagi yang sepi ini, itu urusan mereka... Bagiku realita itu lebih mengerikan daripada setan-setan yang nampak di film horror.

Tiba-tiba ada orang yang membuka pintu kelas... anak-anak perempuanlah yang datang paling awal. Paling tidak setelahku. Mereka menyalakan lampu dan mendapati keberadaanku. Mereka tidak bisa menyembunyikan kekagetannya saat melihatku seorang diri di tengah kegelapan. Wajah mereka seakan mengisyaratkan pertanyaan, "Loe ngapain di kelas sendiri gelap-gelapan?" Tapi pertanyaan itu tertahan oleh rasa kaget yang amat sangat.

Aku sempat mengusap air mataku, sehingga mereka tidak tahu aku menangis... Silahkan saja kalau mereka mau menganggapku orang aneh yang mau menyendiri di pagi buta... Sekalipun aku bercerita, tidak ada yang bisa menarikku dari cengkeraman realita... Air mataku tidaklah memalukan, tetapi ia merupakan tanda bahwa aku masih manusiawi di tengah kegilaan yang tidak manusiawi ini...

Demikianlah aku tetap harus memulai hari yang tidak biasa ini sebiasa mungkin... Hidup akan terus berlanjut...

No comments: