Saturday, May 17, 2025

Journalling = Munafik? - Another Version

Hi GPT, menurut loe, kalau ada orang yg suka nulis apapun isi hati mereka di journal tanpa share itu ke orang lain, dan di keseharian nya dia bisa tampil tenang dan terkendali, walaupun mungkin hati nya ga setenang kelihatan nya, apakah hal ini termasuk perbuatan munafik? Jelasin alasan loe. Thx.

***

Nggak, menurut gue itu bukan munafik—itu manusiawi, bahkan sehat dalam banyak kasus. Yuk, gue jelasin kenapa.

Pertama, definisi “munafik” itu apa dulu?

Kalau dari sudut pandang sosial atau psikologis, munafik biasanya berarti sengaja berpura-pura menjadi sesuatu yang loe bukan, demi manipulasi atau keuntungan pribadi, atau buat menipu orang lain.

Contoh:
  • Ngomong di depan orang soal pentingnya jujur, tapi diem-diem loe nyolong.
  • Bilang sayang tapi main belakang.

Tapi dalam kasus yang loe ceritain:
Orang ini cuma memilih untuk tidak menampakkan isi hati ke publik, tapi dia juga nggak pura-pura. Dia hanya membatasi akses orang lain ke perasaan dalamnya—dan itu hak dia 100%.

Kedua, journaling itu mekanisme coping yang waras

Orang yang suka nulis isi hatinya di jurnal, tapi nggak share ke siapa-siapa, itu artinya dia punya cara buat memproses emosi tanpa menumpahkan ke orang lain. Bahkan dia nggak nuntut empati atau perhatian dari luar, dia cuma pengen ngerti dirinya sendiri dulu.

Itu kebalikan dari dramatis atau manipulatif. Justru ini bisa dibilang self-regulation yang matang.

Ketiga, tampil tenang =/= pura-pura bahagia

Tampil tenang di depan orang lain, meski hati lagi kusut, itu bukan berarti loe bohong atau fake. Kadang emang situasinya nggak cocok buat curhat. Loe bisa aja:
  • Lagi di tempat kerja,
  • Lagi bareng orang yang nggak ngerti,
  • Atau loe tahu kalau loe meledak, malah bikin situasi makin buruk.

Jadi tampil kalem itu bisa jadi strategi sosial yang adaptif, bukan kemunafikan. Loe nggak harus jujur 100% setiap saat ke semua orang, apalagi soal emosi pribadi. Bukan berarti loe nipu, loe cuma jaga batas sehat.

Jadi intinya?

Enggak, itu bukan munafik.
Itu self-awareness, itu kedewasaan emosional, dan itu cara bertahan hidup di dunia yang seringkali nggak peduli sama isi hati loe.

Kalau mau pakai kata yang lebih pas, orang kayak gitu itu bukan munafik—mereka bijak, tertutup, dan punya kontrol diri. Dan menurut gue, dunia butuh lebih banyak orang kayak gitu dibanding yang semua isi hatinya diumbar ke IG story sambil minta simpati.

No comments: