Friday, May 23, 2025

Plot : No Mercy (2010 film)


Ahli forensik ternama, Kang Min-ho, akan segera pensiun agar bisa menghabiskan waktu bersama putrinya yang baru saja kembali ke rumah setelah lama studi di luar negeri. Namun, ketika mayat seorang wanita muda yang telah dimutilasi, yang diidentifikasi sebagai Oh Eun-ah, ditemukan di sungai lokal, Kang setuju untuk melakukan satu pekerjaan terakhir. Ia pun melakukan autopsi grafis terhadap jasad wanita tersebut.

Tersangka utama adalah aktivis lingkungan Lee Sung-ho, yang dengan sukarela mengakui perbuatannya kepada detektif muda Min Seo-young, mantan murid Kang. Lee mengatakan bahwa ia melakukan kejahatan itu untuk menentang proyek pembangunan yang akan membagi sungai menjadi enam bagian (karena itulah tubuh korban dipotong menjadi enam), tetapi polisi kebingungan karena petunjuk yang mereka temukan terus bertentangan dengan pengakuan Lee. Kemudian, Lee memberitahu Kang bahwa putrinya telah diculik. Lee mengizinkan Kang menelepon putrinya, yang terdengar menangis minta tolong. Kang terpaksa mengorbankan etika profesionalnya dan memalsukan bukti agar Lee dibebaskan dalam waktu tiga hari, atau putrinya akan dibunuh.

Saat menyelidiki masa lalu Lee, Min menemukan bahwa Kang pernah terlibat dalam kasus lain, yaitu terhadap tiga terdakwa yang diduga memperkosa adik perempuan Lee. Kang memalsukan bukti demi uang untuk biaya pengobatan putrinya yang sakit, dan menyatakan bahwa hubungan seks itu tidak dipaksakan serta bahwa adik Lee adalah seorang perempuan yang binal. Ia juga menemukan bahwa Oh Eun-ah adalah salah seorang saksi. Tiga terdakwa itu dibebaskan dari dakwaan, meninggalkan Lee dengan kebencian mendalam terhadap Kang karena bersaksi palsu di pengadilan.

Setelah Kang memalsukan cukup banyak bukti (termasuk membedah total tubuh Oh Eun-ah dan menempatkan semen di dalamnya), Lee dibebaskan, dan Kang mengikutinya ke rumahnya. Min menyadari bahwa ketiga terdakwa tersebut sudah mati dan Kang akan menjadi korban berikutnya. Setelah Kang memukuli Lee dengan brutal tentang keberadaan putrinya, Lee akhirnya memberitahunya lokasinya.

Ketika Kang, Lee, dan Min tiba di bangunan yang dimaksud Lee, mereka menemukan tubuh putri Kang telah mati dalam tumpukan kelopak mawar. Kang, yang hancur secara emosional, mencoba mengangkat tubuhnya, namun ia menemukan bahwa tidak ada tubuh utuh—hanya kepala dan tangan-kaki yang tersebar di kelopak mawar. Kang pun terjatuh karena syok: tubuh termutilasi yang dianggap sebagai “Oh Eun-ah” dan yang dia autopsi serta manipulasi sepanjang film sebenarnya adalah tubuh putrinya sendiri, sementara Oh Eun-ah yang asli disandera di tempat berbeda. Teriakan putrinya yang Kang dengar lewat telepon sebenarnya adalah rekaman yang dibuat Lee sebelum ia dibunuh. Putrinya sudah mati bahkan sebelum film dimulai. Kang menangis penuh penderitaan, sementara kilas balik menunjukkan adegan autopsi grafis, di mana ia terus membedah jasad putrinya sendiri dan memanipulasinya dengan menambahkan semen, tanpa menyadari siapa sebenarnya korban itu.

Lee mengejek Kang dan menyombongkan bahwa kini Kang akan hidup dengan rasa sakit yang sama seperti dirinya. Min memohon pada Kang agar tidak membunuh Lee demi kematian putrinya, tetapi sang dokter mengambil pistol dan menembaknya. Kang, yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, juga menembak dirinya tepat saat polisi tiba. Film berakhir dengan narasi dari Lee tentang betapa mudahnya membenci dan betapa sulitnya memaafkan.

***

Komentar gw terhadap film ini : Jujur aja, death is too merciful for Kang. Gw prefer ending dimana Kang tetap hidup, tapi jadi gila dan tinggal di RSJ. Dan Lee, gw tidak menyangkal bahwa dia bersalah, tetapi tidak seharusnya dihukum mati menimbang apa yg menimpa nya di masa lalu. Mungkin Lee dihukum penjara seumur hidup.

Lantas orang mungkin banyak yg simpati dengan Kang. Karena Kang melakukan itu demi menyelamatkan nyawa putri nya. Buat gw, kalau gw di posisi Kang, gw tetap tidak akan mengambil pilihan menerima sogokan, sambil mengusahakan cara lain untuk pengobatan putri. Jual aset, cari pinjaman, minta bantuan, dsb.

Even pun tidak ada cara satupun yg bisa ditempuh untuk mengobati putrinya, better go to hospice daripada terima uang sogokan. Kenapa? Karena, selain implikasi yg terlihat di film itu, dimana akhirnya semua mati, dan bahwa "keadilan" tidak harus menunggu "hukum langit" - tapi bisa diantar oleh manusia, sadar atau tidak, ketika kita menghancurkan kehidupan seseorang, sebenarnya ada efek domino. Orangtua dari orang yg kita hancurkan ikut hancur, orang yg menyayangi orang yg kita hancurkan - saudara dan kerabat, dan mungkin masih ada yg lainnya.

No comments: